BI Perkirakan Penjualan Ritel Kuartal I 2018 Melambat

10 April 2018 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi toko ritel (Foto: @shalome05 via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toko ritel (Foto: @shalome05 via AP)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan penjualan ritel atau eceran pada kuartal I 2018 hanya tumbuh 0,5% (year on year/yoy), melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,8% (yoy). Penjualan eceran selama kuartal I tahun ini juga melambat jika dibandingkan kuartal IV 2017 yang sebesar 1,8%.
ADVERTISEMENT
"Perlambatan penjualan eceran terutama disebabkan oleh kontraksi penjualan komoditas peralatan informasi dan komunikasi yang turun 12,6% (yoy) dan komoditas perlengkapan rumah tangga lainnya yang turun 4,4% (yoy)," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam hasil survei penjualan eceran yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (10/4).
Namun demikian, penjualan eceran pada Februari 2018 menunjukkan perbaikan. Berdasarkan survei penjualan eceran Bank Indonesia (BI), Indeks Penjualan Riil (IPR) tumbuh 1,5% secara tahunan (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang minus 1,8% (yoy).
"Peningkatan penjualan terutama terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang meningkat hingga 10,2% yoy," kata dia.
Penjualan eceran diperkirakan akan terus meningkat pada Maret 2018 dengan pertumbuhan IPR sebesar 1,7% (yoy). Peningkatan penjualan ini masih didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang tumbuh hingga 11,5% (yoy).
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan penjualan paling tinggi selanjutnya terjadi pada komoditas suku cadang dan aksesoris sebesar 12,2% (yoy), serta komoditas makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,8% (yoy).
Hasil survei juga mengindikasikan peningkatan tekanan kenaikan harga di tingkat pedagang eceran dalam tiga bulan mendatang atau sampai Mei 2018. Indikasi tersebut tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan menjadi 164,0 dari 155,1 pada bulan sebelumnya.
Namun, tekanan harga diperkirakan kembali menurun dalam enam bulan mendatang. "Sebagaimana terindikasi dari nilai IEH enam bulan mendatang sebesar 149,2 lebih rendah dari 161,5 pada bulan sebelumnya," katanya.
Sementara itu, bank sentral memperkirakan penjualan eceran pada Maret 2018 meningkat ke level 207,5 atau tumbuh sebesar 3,7% (month to month/mtm).
ADVERTISEMENT
Peningkatan tersebut terutama terjadi pada kelompok komoditas barang lainnya yang tumbuh 6,6% (mtm), terutama subkelompok sandang. Pertumbuhan penjualan paling tinggi selanjutnya terjadi pada komoditas bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 6,0% (mtm) dan perlengkapan rumah tangga lainnya 5,3% (mtm).
Penjualan ritel pada Maret 2018 diperkirakan tumbuh 1,7% (yoy), meningkat dari 1,5% (yoy) pada Februari 2018. Pertumbuhan penjualan ntel pada Maret 2018 terutama terjadi pada kelompok komodltas barang lainnya yang tumbuh 15,5% (yoy), terutama subkelompok sandang.
Selanjutnya, pertumbuhan penjualan paling tinggi terjadi pada komoditas suku cadang dan aksesori sebesar 12,2% (yoy) dan komoditas makanan, minuman & tembakau sebesar 4,8% (yoy).