BI Perkirakan Terjadi Deflasi di Februari karena Harga Pangan Terjaga

22 Februari 2019 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI),Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI),Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memperkirakan indeks harga konsumen (IHK) selama Februari 2019 akan jauh lebih rendah dari bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan bank sentral hingga pekan ketiga bulan ini, selama Februari 2019 diperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,07 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dan 2,58 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan Januari 2019 yang terjadi inflasi sebesar 0,32 persen (mtm), demikian juga jika dibandingkan dengan Februari 2018 yang sebesar 0,17 persen (mtm).
"SPH BI menunjukkan harga-harga tetap terkendali. SPH sampai minggu ketiga kami perkirakan Februari 2019 akan terjadi deflasi sebesar 0,07 persen (mtm) dan 2,58 persen (yoy)," ujar Perry di Komplek BI, Jakarta, Jumat (22/2).
Pedagang telur di pasar Senen, Jakarta, Senin (18/2/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Rendahnya harga pangan selama bulan ini dinilai sebagai faktor utama penyebab deflasi. Perry mencatat, cabai merah terjadi penurunan harga sebesar 0,07 persen, bawang merah turun 0,06 persen, telur ayam ras turun 0,05 persen, dan cabai rawit turun 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
"Selain itu ada bensin yang deflasi 0,07 persen karena harga BBM nonsubsidi yang turun dan harga minyak dunia yang juga turun," jelasnya.
Hingga akhir tahun ini, bank sentral memproyeksi laju inflasi akan lebih rendah dari 3,5 persen, sesuai dengan target BI sebesar 3,5 plus minus 1 persen. Adapun sepanjang tahun lalu, laju inflasi sebesar 3,13 persen (yoy).