BI Prediksi Inflasi Maret 2018 Sebesar 0,11%
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
"Kami sambut baik inflasi Maret berdasarkan survei minggu pertama sebesar 0,11% (mtm), setahunnya 3.31% (yoy)," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo usai salat Jumat di kompleks BI, Jakarta, Jumat (9/3).
Menurut dia, salah satu faktor pendorong inflasi adalah harga komoditas bawang putih dan bawang merah yang mengalami kenaikan . Namun, harga pangan seperti beras mengalami penurunan di bulan ini atau mneyebabkan deflasi.
Harga beras yang mulai menurun tersebut, lanjut Agus, disebabkan oleh musim panen yang terjadi di Februari lalu. Selain itu, beras impor juga sudah mulai datang untuk memenuhi persediaan beras dalam negeri.
"Volatile food kami sambut baik, ini terjaga. Di minggu pertama Maret ini deflasi harga beras, sebelumnya di Desember kan kita khawatir. Tapi ini sudah mulai panen dan mulai masuk beras yang diimpor," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Selama tahun ini, bank sentral juga akan menjaga inflasi di kisaran 2,5%-4,5% (yoy). Salah satu komponen yang dijaga adalah harga pangan atau volatile food.
"Kami akan jaga volatile food di bawah dari 4%-5%. Di tahun lalu volatile food itu 0,71%. Dan tahun ini akan within target. Inflasi akan dijaga dengan baik. Ekonomi kita daya tahannya akan lebih baik," tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi selama Februari 2017 sebesar 0,17% secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,18% secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,62% (mtm) dan 3,25% (yoy).
Inflasi selama bulan lalu disebabkan oleh meningkatnya harga komponen makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 0,43% dan andilnya terhadap inflasi Februari sebesar 0,07%.
ADVERTISEMENT