BI Ramal Rupiah Masih Tertekan Sampai Akhir 2018

23 Juni 2018 10:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Adek Berry)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Adek Berry)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah dalam beberapa waktu terakhir dinilai Bank Indonesia (BI) telah jauh dari fundamentalnya atau overshooting. Hal ini disebabkan oleh tekanan global, khususnya kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang membuat dolar AS semakin perkasa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah Jumat (22/6) tercatat Rp 14.102/USD, melemah dibandingkan Kamis (21/6) yang berada di level Rp 14.090/USD. Bahkan rupiah terus menunjukkan tren depresiasi sebelum cuti bersama Lebaran, yakni Jumat (8/6) yang sudah berada di level Rp 13.902/USD, melemah dibandingkan hari sebelumnya sebesar Rp 13.868/USD.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo bahkan mengatakan, dolar AS masih akan menguat terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah, hingga akhir tahun ini.
Kalkulasi tersebut sejalan dengan membaiknya perekonomian AS maupun adanya isu perang dagang serta geopolitik lainnya, termasuk potensi kenaikan suku bunga AS yang akan terjadi sebanyak dua kali lagi di September dan Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
"BI sudah kalkulasi kemungkinan dolar AS masih akan menguat terhadap mata uang negara lain hingga akhir 2018," ujar Dody kepada kumparan, Sabtu (23/6).
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Namun menurutnya, BI akan tetap menjaga kurs rupiah tetap stabil dan sesuai dengan nilai fundamentalnya. Berbagai langkah antisipatif juga akan dilakukan BI, mulai dari siap menaikkan suku bunga acuan hingga mendorong kebijakan makroprudensial berupa relaksasi di sektor properti.
"Yang penting terhadap nilai tukar adalah menjaga agar rupiah tetap stabil, atau seandainya melemah dapat terjadi secara wajar, tidak overshooting jauh dari nilai fundamentalnya. Dan untuk itu BI akan berupaya agar confidence terhadap rupiah tetap baik dan positif," jelasnya.
Dody pun menegaskan, bank sentral akan terus melakukan kebijakan intervensi ganda (di pasar valas dan SBN) untuk menstabilkan rupiah. Selain itu, BI juga memastikan likuditas perbankan tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
"BI meyakini ekonomi Indonesia, khususnya pasar aset keuangan, tetap kuat dan menarik bagi investor, termasuk investor asing. Stabilitas terjaga dan pertumbuhan akan meningkat," ujar Dody.