BI: Rupiah Masih Bisa Menguat Lagi

3 Desember 2018 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami penguatan dalam beberapa minggu terakhir. Rupiah berhasil lengser dari level tertingginya Rp 15.000 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters pagi ini pukul 09.30 WIB, kurs rupiah berada di level Rp 14.260 per dolar AS, menguat dibandingkan pembukaan tadi di level Rp 14.290 per dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengatakan, masih ada ruang untuk rupiah menguat lebih lanjut. Apalagi sentimen positif, baik domestik maupun global, dapat mendorong penguatan rupiah.
Adapun pada Sabtu pekan lalu, Trump dan Xi sepakat untuk menghentikan tarif perdagangan baru selama 90 hari untuk memungkinkan pembicaraan lebih lanjut.
Pada pertemuan puncak pasca-G20 di Buenos Aires, Trump setuju untuk tidak meningkatkan tarif sebesar 25 persen pada barang-barang China senilai USD 200 miliar pada 1 Januari.
China akan membeli sejumlah besar produk pertanian, industri, dan energi AS. Kedua pihak juga sepakat untuk membuka pasar mereka.
ADVERTISEMENT
"Bank Indonesia mencermati dampak dari dinamika global tersebut terhadap penguatan rupiah, dan melihat ruang yang masih besar bagi penguatan lebih lanjut," ujar Nanang kepada kumparan, Senin (3/12).
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo Bank Indonesia. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
Menurut dia, penguatan rupiah kali ini juga masih dalam batas wajar. Hal ini karena rupiah sempat melemah cukup tajam selama 2018
"Penguatan saat ini masih cukup wajar," katanya.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, adanya kesepakatan dagang antara AS dan China membawa dampak positif bagi rupiah. Selain itu, pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell terkait kebijakan moneter bank sentral tersebut juga menambah sentimen positif bagi mata uang Garuda.
"Setidaknya kita bisa meyakini tidak ada gejolak global yang akan menekan rupiah sampai akhir tahun ini," kata Piter.
ADVERTISEMENT
Dengan maraknya sentimen positif dari global, Piter memperkirakan hingga akhir tahun ini kirs rupiah akan berada di kisaran Rp 14.100 hingga Rp 14.400 per dolar AS.
"Saya memperkirakan rupiah sampai akhir tahun nanti akan berada di kisaran Rp 14.100 sampai Rp 14.400 per dolar AS," tambahnya.