BI: Rupiah Masih Bisa Menguat Lagi di 2019

10 Januari 2019 19:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memproyeksi tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) selama tahun ini akan berkurang dibandingkan tahun lalu. Namun bank sentral tetap akan mewaspadai sejumlah risiko yang ada.
ADVERTISEMENT
Tekanan global yang berkurang tersebut membuat nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Namun BI masih memberikan peluang rupiah untuk menguat lebih lanjut.
"Pak Gubernur BI sering bilang rupiah kita undervalue. Jadi memang hitungan tim ekonomi BI rupiah dalam kondisi sekarang undervalue, artinya masih ada ruang rupiah menguat lebih lanjut. Tapi itu lebih baik kalau menguatnya lebih smooth," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Kamis (10/1).
Adapun faktor yang membuat rupiah menguat adalah kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang akan bersabar untuk menaikkan suku bunganya di tahun ini. Namun di satu sisi, ketidakpastian dari perang dagang AS-China turut memberikan tekanan terhadap rupiah.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
Untuk itu, lanjut Nanang, BI akan tetap berkomitmen menjaga stabilitas rupiah. Saat ini, otoritas moneter juga lebih mengutamakan mekanisme pasar.
ADVERTISEMENT
"BI komitmen tetap, kami di market jaga stabilitas, apakah dalam kondisi kuat atau melemah. Tapi yang kami lihat kenapa BI seolah-olah biarkan loss, kami beri ruang rupiah menguat bergerak sesuai mekanisme pasar," jelasnya.
Nanang menuturkan, BI tetap melakukan intervensi yakni berupa transaksi Domestic Non Derivable Forward (DNDF). Hal ini mengakibatkan likuiditas meningkat dan rupiah semakin stabil.
"Seperti hari ini pasar menguat, karena mekanismenya pasar cukup likuid. Banyak bank yang bertranskasi yang membuat rupiah menguat, karena kondisinya kondusif," tambahnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini mencapai Rp 14.040, menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi sebesar Rp 14.120 per dolar AS.