BI Sebut Penjualan Properti RI Turun: Karena Bunga KPR dan DP

9 Agustus 2018 17:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) merilis bila penjualan properti di Indonesia menurun pada kuartal II 2018. Penurunan ini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya aturan uang muka (Down Payment/DP).
ADVERTISEMENT
Survei Harga Properti Residensial (SHPR) kuartal II yang mengindikasikan pertumbuhan penjualan properti residensial menurun 0,08 persen (quarter to quarter/qtq), dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 10,55 persen (qtq).
“Ini terkait penjualan properti residential di pasar primer berdasarkan kuartal per kuartal menunjukan khususnya penurunan pada rumah menengah. Sehingga secara total terlihat masih menurun. Sedangkan untuk rumah tipe kecil ada peningkatan yang cukup signifikan,” ungkap Direktur Departemen Statistik BI Gantiah Wuryandani di Gedung BI, Jakarta, Kamis (9/8).
com-Promo KPR Mandiri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Promo KPR Mandiri (Foto: Thinkstock)
Menurut Gantiah, beberapa faktor yang menyebabkan penurunan penjualan properti residensial pada kuartal II adalah tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan batasan minimum DP kredit rumah. Sementara itu, penjualan rumah tipe kecil meningkat karena adanya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
ADVERTISEMENT
“Jadi mungkin karena PUPR melalui FLPP mereka meningkatkan alokasi FLPPnya sehingga daya beli masyarakat kecil atau MBR itu cukup meningkat. Sehingga mendorong permintaan meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, harga properti residensial pada kuartal I di pasar primer terus meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal II 2018 yang tumbuh 0,76 persen (qtq).
Meski demikian angka tersebut memang sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,42 persen (qtq). Adanya kenaikan harga properti residensial terjadi pada semua tipe rumah.
“Kalau kami lihat lagi perkembangannya, apa yang mendorong terjadi indeks pergerakan seperti itu, antara lain ada pergerakan segmen rumah tapak kecil, menengah dan besar,” tambahnya.