BI: Sulit Menahan Defisit Transaksi Berjalan Tak Lebih dari 3 Persen

12 November 2018 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bongkar muat semen di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bongkar muat semen di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) diminta memperbaiki defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) pada kuartal IV 2018 bisa kembali di bawah 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Adapun pada kuartal I 2018 CAD sebesar 2,1 persen terhadap PDB; kuartal II sebesar 3 persen terhadap PDB; dan kuartal III sebesar 3,3 persen terhadap PDB.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, cukup sulit menahan laju CAD hingga di bawah 3 persen pada kuartal IV 2018. Dia mengatakan, meskipun laju impor tertahan dari kuartal sebelumnya, namun tetap saja laju impor masih akan tinggi dibandingkan ekspor dan memberikan tekanan terhadap CAD.
Hingga September 2018, nilai impor Indonesia mencapai USD 14,60 miliar atau naik 14,18 persen dibamdingkan periode yang sama tahun sebelumnya, namun turun 13,18 persen dibandingkan Agustus 2018.
Impor migas September 2018 mencapai USD 2,28 miliar atau naik 17,75 persen dibanding September 2017, namun turun 25,20 persen dibanding Agustus 2018.
ADVERTISEMENT
Impor nonmigas September 2018 mencapai USD 12,32 miliar, meningkat 13,54 persen dibanding September 2017, namun turun 10,52 persen dibanding Agustus 2018.
"Saya kira cukup sulit untuk menahan defisit CAD untuk tidak lewat 3 persen pada akhir tahun nanti. Di kuartal II sudah 3 persen, kuartal III 3,3 persen, kemungkinan kuartal IV bisa kembali melebihi 3 persen," kata Piter kepada kumparan, Senin (12/11).
Peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dia pun meminta pemerintah dan BI untuk tetap fokus memperbaiki CAD. Tak hanya berupaya menurunkan impor, tapi juga menaikkan ekspor.
Untuk neraca jasa, pemerintah dinilai perlu mendorong eksportir dan importir menggunakan jasa perkapalan dan asuransi nasional.
"Pemerintah dan BI sebaiknya juga mengupayakan perbaikan neraca jasa dan neraca pendapatan primer," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom PT Bank Maybank Indonesia Tbk Myrdal Gunarto memproyeksi CAD di kuartal IV ini sebesar 2,9 persen dari PDB. Menurutnya, laju impor pada periode ini akan tertahan karena transaksi sudah dilakukan di kuartal sebelumnya.
Selain itu, penguatan rupiah terhadap dolar AS juga memberikan tekanan ke impor. Sehingga laju impor di kuartal IV diperkirakan tak akan secepat sebelumnya.
Selain itu, pembayaran dividen perusahaan ke investor luar negeri juga sudah lewat. Sehingga diperkirakan tak akan sebesar kuartal sebelumnya.
"Kuartal IV 2018 CAD diperkirakan 2,9 persen terhadap PDB. Ini karena diasumsikan laju impor agak tertahan," kata Myrdal.
Ilustrasi peti kemas di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peti kemas di pelabuhan. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman sebelumnya mengatakan, peningkatan CAD dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa.
ADVERTISEMENT
Penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.
Defisit transaksi berjalan yang meningkat juga bersumber dari naiknya defisit neraca jasa, khususnya jasa transportasi, sejalan dengan peningkatan impor barang dan pelaksanaan kegiatan ibadah haji.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2018 mencatatkan surplus USD 4,2 miliar. Hal ini lantaran meningkatkan aliran masuk investasi langsung.