BI Tak Khawatir Adanya Ancaman Resesi Ekonomi di AS

13 Desember 2018 19:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi Amerika Serikat (AS) tak akan mengalami resesi. Bank sentral pun menyatakan ekonomi Negeri Paman Sam itu masih tumbuh sesuai dengan jalurnya.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menilai ekonomi Amerika Serikat saat ini masih cenderung stabil dan tidak memperlihatkan tanda-tandanya akan terjadinya resesi ekonomi.
"Saya rasa terlampau jauh kita katakan resesi ya, perkembangannya masih seperti yang kita lihat, belum bisa dikatakan resesi," ujar Dody di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 di Grand City, Surabaya, Kamis (13/12).
Banyak kalangan khawatir ekonomi AS resesi. Sebab, kurva imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS mengalami kondisi terbalik (inverted yield curve) yakni yield obligasi AS bertenor pendek yang justru naik, sementara tenor panjang menurun.
Beradasarkan data Reuters, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor dua tahun meningkat ke level 2,74 persen dan tenor tiga tahun adalah 2,75 persen. Sementara tenor sepuluh tahun justru menurun ke level 2,84 persen, padahal sempat mencapai level 3,06 persen.
ADVERTISEMENT
Dody menuturkan, ancaman resesi AS itu tak akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebab kondisi makroekonomi domestik masih sangat kuat.
Menurut dia, hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan kredit perbankan yang mencapai 12 persen, inflasi yang berada di bawah angka tengah target bank sentral sebesar 3,2 persen, serta data fiskal yang menunjukkan penguatan.
Dody mengatakan, rupiah saat ini masih di bawah nilai fundamentalnya, meskipun penutupan hari ini mulai menguat dibandingkan pembukaan pagi tadi.
Berdasarkan data Reuters hari ini, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 14.480 per dolar AS, menguat dibandingkan pagi tadi di level Rp 14.500 per dolar AS. "Kami tetap memperhatikan perkembangan yang ada," tambahnya.
ADVERTISEMENT