BI: UMKM yang Go International Masih Minim

17 Juli 2018 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paparan BI soal UMKM. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Paparan BI soal UMKM. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) menilai, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang berorientasi ekspor atau go international masih minim. Dari 800 UMKM yang dibina, baru 200-250 yang sudah menjual hasil karya mereka ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Direktur Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Yunita Resmi Sari mengatakan, masih sedikitnya UMKM yang melakukan ekspor karena terbatasnya informasi mengenai permintaan di pasar global. Meski begitu, UMKM sudah unggul di pasar lokal.
“Untuk UMKM berorientasi ekspor masih minim. Kemarin kita perkuat di main lokal. Jadi enggak usah diragukan sudah diterima di pasar lokal.Tapi kalau pasar ekspor masih terbatas. Dari sisi jumlah, masih 1/4 dari total UMKM Indonesia yang mencapai 800 UMKM, mungkin 250 itu baru di bidang ekspor yang kontinyu,” kata Yunita dalam BBM Briefing di Gedung BI, Jakarta, Selasa (17/6).
Meski masih sedikit, kata Yunita, potensi pasar UMKM ekspor ini sangat tinggi. Sebab, barang yang dikirim memiliki kekhasan tersendiri yang sulit diduplikasi oleh negara lain.
Produk unggulan UMKM (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Produk unggulan UMKM (Foto: ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Kata Yunita, UMKM menjadi perhatian baik dari negara di ASEAN dan negara maju. Dari sisi bisnis, dunia usaha mendominasi unit usaha di Indonesia sebanyak 99% dan berkontribusi terhadap ke penyerapan tenaga kerja dan PDB juga cukup signifikan jika dihitung dari jumlah UMKM kreatif seluruh Indonesia yang mencapai 8,2 juta.
ADVERTISEMENT
“Jadi potensi pertumbuhannya adalah 4,6% per tahun dalam 5 tahun terakhir, jadi kebanyakan makanan terus meningkat nih berarti sumbangannya juga akan semakin besar. Saat ini sumbangannya ke PDB baru 9,82% tapi menyimpan potensi yang sangat tinggi ini kita lihat,” kata dia.
Dari 8,2 juta itu, Yunita menyebutkan, daerah penyumbang jumlah UMKM terbanyak berada di Jawa Barat dan Jawa Timur. Tercatat, di Jawa Barat jumlahnya sebanyak 1,50 juta UMKM dan Jawa Timur 1,49 juta.
Selain itu, Sumatera sebanyak 1,47 juta, Jawa Tengah 1,41 juta, Sulawesi-Maluku-Papua 535 ribu, DKI Jakarta 482 ribu, Bali dan Nusa Tenggara 427 ribu, Kalimantan 406 ribu, Banten 299 ribu, dan Yogyakarta 172 ribu UMKM.