BI Ungkap Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan 5 Persen

4 September 2019 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia mengungkapkan penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh stagnan hanya di kisaran 5 persen dalam lima tahun terakhir. Padahal, ekonomi nasional seharusnya bisa digenjot hingga 6 persen.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan mentoknya pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5 persen disebabkan lesunya sektor manufaktur.
Menurut dia, sektor manufaktur selama ini hanya tumbuh 3,2 persen hingga 3,3 persen. Padahal, seharusnya sektor manufaktur nasional bisa tumbuh 6 persen hingga 7 persen.
"Tidak salah jika ekonomi kita hanya tumbuh di kisaran 5 persen saja di tahun 2019," kata Dody ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (4/9).
Menurut Dody, pertumbuhan ekonomi seharusnya bisa menyentuh angka 6 persen. Selain lambatnya pertumbuhan sektor manufaktur, pihaknya juga menyoroti adanya tekanan harga yang menyebabkan inflasi.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Foto: ANTARA FOTO/ Dhemas Reviyanto
Dia mengatakan, hal ini juga menjadi kendala dalam meningkatkan perekonomian nasional agar bisa tumbuh lebih tinggi lagi di atas 5 persen tanpa menyebabkan gangguan terhadap stabilitas.
ADVERTISEMENT
Dody berharap, kebijakan bank sentral menurunkan suku bunga acuan bisa menggenjot sektor manufaktur dan pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate 5,5 persen.
"Kita telah menurunkan suku bunga dua kali sebesar 50 basis point (bps) jadi 5,5 persen. Harapannya ini bisa disambut baik pelaku ekonomi untuk meningkatkan kegiatan usahanya," katanya.