Bisnis E-commerce Lagi Naik Daun, Berkah bagi Industri Logistik RI

11 September 2018 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelaku bisnis kurir dan logistik semakin semringah seiring maraknya bisnis e-commerce. Oleh karena itu, potensi bisnis logistik diprediksi akan terus tumbuh setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Satria Antaran Prima (SAP Express) Budiyanto Darmastono mengungkapkan bahwa bisnis jasa pengiriman barang tumbuh lebih dari 20 persen setiap tahun. Hal itu lantaran penetrasi internet yang mulai marak diikuti dengan melambungnya penjualan secara online sehingga menjadi berkah bagi pelaku industri logistik nasional.
"Sangat besar sekali karena memang e-commerce tumbuh besar kalau enggak ada yang ngirim kan enggak jalan. Mereka besar karena ada yang ngirim. Makanya di beberapa e-commerce punya kurir sendiri," ungkap Darmastono kepada kumparan, Selasa (11/9).
Prospek bisnis logistik Indonesia pun diprediksi terus akan tumbuh dan berkembang. Bahkan, industri logistik digadang-gadang akan menjadi tumpuan ekonomi Indonesia di masa mendatang.
"Justru sekarang kan Pak Jokowi menganjurkan untuk biaya logistik dikurangi. Makanya dibangun infrastruktur di beberapa wilayah itu juga menguntungkan kepada jasa kurir karena biayanya bisa turun. Selama ini kami menggunakan udara, untuk ke Sumatera misalnya. Mahal. Sekarang adanya tol dari Bakauheni ke Palembang, itu jauh lebih murah nantinya," tuturnya.
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Priok (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Tumbuh kembangnya bisnis e-commerce di Indonesia mau tidak mau harus diimbangi oleh para pelaku logistik nasional. Sementara itu Indonesia dinilai Budiyanto masih memiliki sejumlah tantangan yang harus diselesaikan, baik oleh pemerintah pusat, daerah, maupun semua stakeholder. Terutama biaya logistik yang disebut masih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Supaya biaya logistiknya berkurang dan menjadi murah. Biaya logistik murah biaya terhadap barang juga murah. Sama infrastruktur jalan ya," imbuhnya.
Menurut hasil riset Bank Dunia dalam Logistics Performance Index (LPI) 2018, peringkat performa logistik Indonesia naik dari posisi 63 ke 46. Kenaikan peringkat ini disebabkan pembangunan infrastuktur yang kian baik.
Kepala Komite Tetap KADIN Bidang Logistik, Supply Chain dan SDM, Nofrisel, menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi tak dipungkiri dapat menjadi vitamin tambahan performa industri logistik Indonesia. Misalnya dengan menerapkan IOT (internet of things), arificial intelligence, otomasi dan sebagainya.
“Era yang serba digital telah mendorong kita untuk melakukan berbagai perubahan guna mengikuti perkembangan industri,” timpal Nofrisel.