Bitcoin Anjlok di Bawah USD 6.000, Menggerus Uang Rp 2.710 T

6 Februari 2018 19:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin (Foto: REUTERS/Dado Ruvic)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penurunan uang digital paling populer di dunia, Bitcoin, terus berlanjut. Pada perdagangan sebelumnya, Senin (5/2), Bitcoin turun lebih dari 15% pada perdagangan hingga posisi di bawah USD 7.000. Ini merupakan posisi terendah dalam tiga bulan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada perdagangan Selasa (6/2) hari ini, Bitcoin sempat menyentuh level di bawah USD 6.000.
Dikutip dari CoinDesk.com, nilai Bitcoin sempat di posisi USD 5.947 pada sekitar pukul 08.00 UTC atau sekitar pukul 17.00 WIB. Dengan posisi itu, Bitcoin telah turun sebesar 70% dari posisi tertingginya pada Desember lalu, di kisaran USD 20.000.
Dengan penurunan itu, dana sebesar USD 200 miliar atau Rp 2.710 triliun telah tergerus dari pasar perdagangan uang virtual itu.
Dikutip dari The Wall Street Journal, pelemahan Bitcoin merupakan kombinasi dari investasi gelembung (buble), skema ponzi, dan semacam “bencana lingkungan”. Seorang pejabat perbankan mengingatkan untuk mengantisipasi dampak anjloknya nilai Bitcoin, ke sistem keuangan utama.
"Jika pihak berwenang tidak menyiapkan tindakan pencegahan, cryptocurrency ini bisa berdampak ke sistem keuangan utama dan menjadi ancaman bagi stabilitas keuangan," kata General Manager Bank for International Settlements, Agustin Carstens, yang berbasis di Basel, Swiss.
ADVERTISEMENT
Dari data perdagangan di CoinDesk.com, penurunan nilai juga dialami cryptocurrency lainnya yakni Ethereum, BitcoinCash, Litecoin, dan Ripple.