BKPM Buka Investasi Asing untuk Universitas dan Rumah Sakit

13 Februari 2019 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKPM Thomas Lembong Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM Thomas Lembong Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan membuka investasi asing untuk mendirikan universitas di Indonesia. Dengan demikian, kampus-kampus di luar negeri nantinya bisa mendirikan cabang di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, dibukanya investasi tersebut agar masyarakat Indonesia yang mau meneruskan studi tak perlu jauh-jauh ke luar negeri.
Menurut dia, setiap tahunnya ratusan ribu mahasiswa asal Indonesia terbang ke luar negeri untuk melanjutkan studi. Banyaknya jumlah mahasiswa yang sekolah di luar negeri tersebut dinilai cukup menguras devisa.
"Ini sedang kami kerjakan dan setelah Pemilu bisa kami implementasikan. Kami ingin membuka investasi untuk sektor universitas dari 0 persen menjadi 67 persen dan 100 persen," kata Thomas di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (13/2).
Ada dua skema investasi yang tengah disiapkan BKPM. Pertama, porsi penanaman modal asing (PMA) universitas di luar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dicanangkan sebesar 67 persen.
ADVERTISEMENT
Kedua, PMA universitas di dalam KEK bisa mencapai 100 persen. Thomas mengklaim sejauh ini sudah ada beberapa universitas asing yang berminat untuk berekspansi di Indonesia
Ilustrasi kampus. Foto: Pixabay
"Sudah ada minat dari universitas Australia terutama, yang memang menjadi minat terbesar mahasiswa kita. Sudah ada beberapa universitas tertarik buka cabang di Indonesia," ujarnya.
Menurut Thomas, investasi di bidang perguruan tinggi bukan hal baru. Skema serupa sudah dilakukan Vietnam dan Malaysia. Vietnam sudah membuka izin investasi asing di sektor universitas sejak 12 tahun lalu, sementara Malaysia sejak 8 tahun lalu.
"Di Malaysia sekarang ada Monash University Kuala Lumpur. Lebih gilanya ribuan mahasiswa kita ke Malaysia untuk kuliah. Kan ini menguras devisa kita," ujarnya.
Tak hanya di bidang pendidikan, Thomas mengatakan keran investasi juga akan dibuka untuk bidang kesehatan yaitu rumah sakit. Menurut dia, hal itu dilakukan karena Indonesia masih kekurangan rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Tiap tahun puluhan ribu WNI ke Penang untuk berobat. Kalau rumah sakit asing bisa masuk ke Indonesia, kita bisa mendapat pelayanan internasional, bisa menghemat devisa, dan bisa membuka lapangan kerja," tandasnya.