BKPM Catat Tren Investasi Tumbuh, tapi Serapan Tenaga Kerja Menurun

6 Maret 2019 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot (kanan) dan Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan (kiri). Foto: Selfy Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plt. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot (kanan) dan Direktur Fasilitas Promosi Daerah BKPM Indra Darmawan (kiri). Foto: Selfy Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk ke Indonesia terus mengalami penurunan. Tren penurunan tersebut sudah terjadi sejak 2013 hingga 2018.
ADVERTISEMENT
Plt. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM, Yuliot, menjelaskan tren menurunnya serapan tenaga kerja terjadi pada penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA). Yuliot mengatakan secara historis tenaga kerja yang berhasil diserap jumlahnya lebih dari 1 juta tenaga kerja. Tahun lalu, jumlahnya turun menjadi di bawah angka 1 juta tenaga kerja.
"Jadi ini kan kita lihat tren lapangan kerja dari investasi PMDN dan PMA sudah menyerap secara langsung, ini trennya kan agak menurun. Kalau 2013-2014 yang lalu rata-rata penyerapan tenaga kerja dari investasi PMDN dan PMA sekitar 1,4 juta, 2018 kemarin sekitar 960an ribu," ungkap Yuliot di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/3).
Berdasarkan data BKPM, Yuliot memaparkan, penyerapan tenaga kerja dari masuknya investasi pada 2013 sebesar 1.829.950, angka tersebut turun di 2014 menjadi sebesar 1.430.846. Lalu sempat naik tipis di 2015 menjadi sebesar 1.435.716. Tren penurunan terlihat di 2016 menjadi sebesar 1.392.398, lalu di 2017 menjadi sebesar 1.176.353, dan menurun lagi di 2018 menjadi sebesar 960.052.
Para pekerja sedang menyelesaikan produksi smartphone Oppo F1s di pabrik Oppo yang berlokasi di Tangerang. Foto: Beawiharta/Reuters
ADVERTISEMENT
Namun Yuliot menampik bahwa penurunan tersebut disebabkan karena realisasi investasi menurun. Menurutnya jumlah investasi masih cenderung tumbuh dari tahun ke tahun.
"Jadi kita lihat investasinya meningkat tapi yang terserap menurun, berarti investasi itu (lebih ke) padat modal," sebutnya.
Artinya kondisi dalam 5 tahun terakhir ini berbeda dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Sebab pada tahun-tahun sebelumnya, kebanyakan investasi masuk ke sektor padat karya sehingga berhasil menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Kini investasi lebih mengarah ke sektor padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja pun berkurang.
"Karena sebelumnya kan cenderung ke industri padat karya. Kalau sekarang dengan seiring kegiatan ekonomi dengan dilakukan satu rangkaian oleh perusahaan, jadi kecenderungannya padat modal," tandasnya.
ADVERTISEMENT