Blok Masela Akhirnya Jalan, Bukti RI Masih Menarik untuk Investasi

16 Juli 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertambangan migas Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Blok Masela, yang kontraknya sudah ditandatangani sejak 1998 alias 21 tahun lalu, akhirnya bisa mulai dikembangkan. Investasi untuk proyek ini hingga 2027 saja bakal mencapai USD 20 miliar atau Rp 288 triliun (kurs dolar AS Rp 14.400).
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, jalannya proyek Lapangan Abadi di Blok Masela ini merupakan bukti bahwa Indonesia masih menarik untuk investasi hulu migas.
"Ada investasi sebesar ini, sangat besar kan, sekitar USD 20 miliar, Rp 288 triliun untuk satu proyek berani dilakukan di indonesia. Berarti Indonesia kan cukup bagus untuk investasi besar," ujar Dwi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/7).
Blok Masela terletak di Laut Arafura, sekitar 150 kilometer dari Pulau Saumlaki di Maluku. Kondisi infrastruktur di pulau-pulau sekitarnya masih buruk. Namun ladang gas ini akhirnya tetap dapat dikembangkan. Diharapkan cadangan-cadangan migas lain di Indonesia Timur juga bisa digarap.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia bagian timur, yang notabene infrastruktur tidak sebaik Indonesia bagian barat. Tapi ternyata bisa (dikembangkan), sehingga nanti wilayah-wilayah kerja yang belum dieksplorasi, akan banyak investor-investor besar yang akan mencari itu," ucapnya.
Pengembangan Blok Masela ini pun menjadi sinyal bagus untuk proyek-proyek migas di laut dalam. "Jadi investasi oil and gas ini (Blok Masela) dilakukan di laut dalam, ternyata masih feasible," Dwi menerangkan.
Ada banyak multiplier effect yang akan dihasilkan dari proyek ini. Salah satunya adalah pengembangan industri petrokimia di Indonesia Timur.
"Petrokimia kita masih impor banyak ya. Jadi dengan ini mungkin akan muncul lagi orang mau bangun petrokimia di Papua," kata Dwi.
Lapangan Abadi memiliki cadangan gas terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (TCF). Ditargetkan mulai memproduksi gas pada 2027.
ADVERTISEMENT
Blok Masela diproyeksikan akan memberi tambahan kontribusi produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun. Yakni sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 MMscfd Gas Pipa.
Di blok ini, Inpex Masela Ltd memegang Hak Partisipasi sebesar 65 persen dan bertindak sebagai operator. Sedangkan Shell Upstream Overseas Ltd memiliki 35 persen Hak Partisipasi Blok Masela.