Blok Masela Akhirnya Jalan, Bukti RI Masih Menarik untuk Investasi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, jalannya proyek Lapangan Abadi di Blok Masela ini merupakan bukti bahwa Indonesia masih menarik untuk investasi hulu migas.
"Ada investasi sebesar ini, sangat besar kan, sekitar USD 20 miliar, Rp 288 triliun untuk satu proyek berani dilakukan di indonesia. Berarti Indonesia kan cukup bagus untuk investasi besar," ujar Dwi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/7).
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia bagian timur, yang notabene infrastruktur tidak sebaik Indonesia bagian barat. Tapi ternyata bisa (dikembangkan), sehingga nanti wilayah-wilayah kerja yang belum dieksplorasi, akan banyak investor-investor besar yang akan mencari itu," ucapnya.
Pengembangan Blok Masela ini pun menjadi sinyal bagus untuk proyek-proyek migas di laut dalam. "Jadi investasi oil and gas ini (Blok Masela) dilakukan di laut dalam, ternyata masih feasible," Dwi menerangkan.
Ada banyak multiplier effect yang akan dihasilkan dari proyek ini. Salah satunya adalah pengembangan industri petrokimia di Indonesia Timur.
"Petrokimia kita masih impor banyak ya. Jadi dengan ini mungkin akan muncul lagi orang mau bangun petrokimia di Papua," kata Dwi.
Lapangan Abadi memiliki cadangan gas terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (TCF). Ditargetkan mulai memproduksi gas pada 2027.
ADVERTISEMENT
Di blok ini, Inpex Masela Ltd memegang Hak Partisipasi sebesar 65 persen dan bertindak sebagai operator. Sedangkan Shell Upstream Overseas Ltd memiliki 35 persen Hak Partisipasi Blok Masela.