Bos 4 Bank Sentral Akan Pensiun, Bagaimana Nasib Ekonomi Dunia?

17 Oktober 2017 12:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Haruhiko Kuroda, Janet Yellen, dan Mario Draghi (Foto: REUTERS/Jade Barker)
zoom-in-whitePerbesar
Haruhiko Kuroda, Janet Yellen, dan Mario Draghi (Foto: REUTERS/Jade Barker)
ADVERTISEMENT
Pimpinan 4 bank sentral terkemuka dunia, akan mengakhiri jabatannya dalam waktu dekat. Mereka selama ini mempertaruhkan reputasinya, dalam mengelola keuangan yang mempengaruhi perekonomian dunia.
ADVERTISEMENT
Keempatnya adalah Ketua Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda, Gubernur People's Bank of China (PBoC) Zhou Xiaochuan, dan Presiden The European Central Bank (ECB) Mario Draghi.
Yellen, Kuroda, dan Zhou akan pensiun pada awal tahun depan. Sedangkan Draghi akan mengakhiri kepemimpinannya di bank sentral Eropa pada 2019. Pejabat baru yang menggantikan sosok terkemuka dalam kepemimpinan bank sentral itu, harus mengantisipasi krisis keuangan dunia yang bisa muncul lagi, teknologi finansial yang berkembang pesat, dan konstelasi politik dunia yang menghangat.
Tiga bank sentral yaitu The Fed, BoJ, dan ECB mengelola aset sebesar 10 triliun dolar AS. Perlu pendekatan baru dalam pengelolaannya, mengingat kondisi perekonomian global yang menunjukkan inflasi rendah serta pertumbuhan yang lemah. Kecenderungan munculnya fanatisme nasional, juga bisa mengikis independensi bank sentral.
ADVERTISEMENT
"Kabar buruknya adalah untuk belajar mengatasi krisis, orang harus mengalami krisis,” kata Mantan Pejabat di Federal Reserve, Vincent Reinhart seperti dikutip Reuters. "Akankah para penerus kepemimpinan bank sentral itu, memiliki pengalaman menghadapi krisis? Apakah mereka akan melakukan tes?” lanjut Reinhart yang kini menjadi kepala ekonom di perusahaan investasi, Standish Mellon.
Berikut sosok pemimpin 4 bank sentral, serta tantangan perekonomian yang dihadapi penerusnya:
Janet Yellen (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
zoom-in-whitePerbesar
Janet Yellen (Foto: REUTERS/Joshua Roberts)
1. Janet Yellen 
Di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump memiliki kesempatan untuk menanamkan jargonnya “American First”, dalam memilih bos baru The Fed. Trump mempertimbangkan sejumlah nama calon pemimpin The Fed, di antaranya Anggota Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell, Mantan Anggota Dewan Gubernur The Fed Kevin Warsh, serta Penasihat Ekonomi Presiden Trump yaitu Gary Cohn.
ADVERTISEMENT
Beberapa kandidat yang dipertimbangkan untuk menggantikan Yellen, berbeda pendapat dengan Ketua The Fed itu terkait tingkat suku bunga, inflasi, dan bagaimana melawan penurunan yang parah. Yellen yang jabatannya akan berakhir Februari 2018, juga masih dipertimbangkan oleh Trump untuk diangkat kembali.


Zhou Xiaochuan, Zhu Guangyao&Christine Lagarde. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)
zoom-in-whitePerbesar
Zhou Xiaochuan, Zhu Guangyao&Christine Lagarde. (Foto: REUTERS/Yuri Gripas)
2. Zhou Xiaochuan 
Untuk pemimpin PBoC, Presiden China sedang mempertimbangkan seorang pejabat provinsi sebagai kandidat pengganti Zhou Xiaochuan. Zhou merupakan pembuat kebijakan veteran yang telah memimpin bank sentral sejak 2002. Pengalamannya yang panjang, membuat kebijakan reformasinya dipuji oleh para analis.
Tanpa kepemimpinannya, reformasi perekonomian China akan goyah.

 Zhou juga dinilai telah mengarahkan China, hingga menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Program reformasinya juga terus berjalan, termasuk penggunaan mata uang yuan yang lebih luas.

ADVERTISEMENT
3. Haruhiko Kuroda 
Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda telah berhasil membawa Jepang keluar dari stagnasi bertahun-tahun. Dia akan mengakhiri masa jabatannya pada April mendatang, di tengah perekonomian negara itu yang diperkirakan akan terus tumbuh. 


Kuroda juga berpeluang diangkat kembali memimpin BoJ. Namun inflasi Jepang masih jauh dari targetnya, sehingga menimbulkan keraguan tentang efektivitas keseluruhan kebijakannya.

4. Mario Draghi 
Presiden ECB Mario Draghi akan menjabat sampai akhir 2019. Di masa kepemimpinannya, terjadi ketegangan akibat mundurnya Inggris dari Uni Eropa. Draghi juga harus menghadapi tantangan dalam menyelaraskan kepentingan negara adidaya ekonomi Jerman dengan negara-negara Eropa lainnya.
Uni Eropa juga dilanda kekhawatiran akan bangkitnya nasionalisme yang dapat mengganggu kemampuan ECB, untuk menetapkan kebijakan moneter bagi 19 negara anggotanya.
ADVERTISEMENT
Yellen, Kuroda dan Zhou tampil bersama pada hari Minggu (15/10) di Washington DC, Amerika Serikat, untuk membicarakan ekonomi global di sela-sela pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.
Pertemuan ini pun disebut sebagai "konser perpisahan" untuk mereka yang masa jabatannya telah mengubah tatanan dan peran bank sentral.
Namun Ketua Menteri Keuangan Uni Eropa Jeroen Dijsselbloem, tak yakin para bos bank sentral itu semuanya akan berganti. ”Saya tidak yakin ketiganya akan benar-benar pergi," kata Dijsselbloem, kepada Reuters.
"Secara umum, kehilangan pengalaman selalu menjadi risiko. Tapi itu juga fakta kehidupan,” pungkasnya.