Bos Indosat Jelaskan ke Jokowi: Impossible untuk Buyback

29 Januari 2019 10:39 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perusahaan telekomunikasi Indosat Ooredoo. (Foto: Aditya Panji/kumparan)
ADVERTISEMENT
CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter menjelaskan buyback saham PT Indosat Tbk (ISAT) sudah sulit untuk dilakukan. Chris pun telah menjelaskan hal tersebut kepada Presiden Jokowi. Ia menyarankan kepada Jokowi untuk mengurungkan janji semasa kampanye itu.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah dari tahun lalu berupaya buyback. Tapi saya jelasin ke Presiden, upaya Bapak yang dari tahun lalu kalau melihat keadaan itu simply impossible (tidak mungkin). Karena pemilik yang sekarang (Ooredoo) itu kaya banget, dia mau jadi the world biggest telco. Dia mau beli, bukan jual," papar Chris dalam acara jumpa pers di Yogyakarta, Senin (28/1).
Jokowi saat masa kampanye pemilihan presiden tahun 2014 melempar janji untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham ISAT. Saham milik negara di perusahaan telekomunikasi itu, dijual pemerintah semasa Presiden Megawati Soekarnoputri ke Singapore Technologies Telemedia (STT) pada 2002 silam.
Kemudian pada tahun 2008, Qatar Telecom (sekarang Ooredoo) membeli saham ISAT dari STT.
Saat ini, komposisi kepemilikan saham di ISAT secara mayoritas dikuasai oleh perusahaan asal Qatar, Ooredoo Asia Pte. Ltd, dengan porsi sebesar 65 persen dan publik sebesar 20,71 persen. Pemerintah Indonesia masih menguasai 14,29 persen saham di perusahaan yang identik dengan warna kuning ini.
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)
Chris mengatakan Ooredoo bisa saja melepas saham Indosat kepada pemerintah, tapi harganya akan mahal walau saat ini kondisi nilai saham Indosat sedang menurun tajam. Hal ini juga telah disampaikan Chris ke Jokowi secara langsung.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau beli berarti harganya mahal dan lebih baik itu untuk infrastruktur. Saya menyampaikan fakta. Kalau mau beli harganya lebih mahal (dari harga awal), kalau lebih murah yang punyanya (Ooredoo) enggak akan mau," jelasnya.
Selama 1 tahun terakhir, saham emiten berkode ISAT ini mengalami penurunan. Bahkan tercatat sebagai posisi terendah dalam 5 tahun terakhir. Posisi terendah terjadi pada 27 Desember 2018, yakni dijual di harga Rp 1.645. Namun, harga saham ISAT merangkak naik di awal 2019. Hari ini, saham Indosat dijual pada harga Rp 2.760.
Pada kuartal III-2018, ISAT mencatat rugi Rp 1,53 triliun. Angka ini lebih tinggi dari rugi di kuartal III-2017 yang senilai Rp 1,09 triliun.
Sementara sang induk-Ooredoo, juga mencatat penurunan kinerja keuangan (laba bersih), yakni dari QAR 1,889 miliar pada kuartal III-2017 menjadi QAR 1,307 miliar pada kuartal-III 2018 (QAR 1 = Rp 3.868,31). Sebagai perusahaan publik di Qatar, Oroedoo telah beroperasi di berbagai negara seperti Aljazair, Indonesia, Iraq, Singapura, Myanmar, Kuwait, Laos, Palestina, Tunisia hingga Maldives.
Menagih janji Jokowi buyback Indosat. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menagih janji Jokowi buyback Indosat. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
ADVERTISEMENT