Bos Lion Air Berniat Batalkan Pembelian Pesawat dari Boeing

6 Desember 2018 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri dan pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, menemui keluarga korban pesawat Lion Air yang jatuh di laut Karawang, bertempat di Hotel Ibis Sentral Cawang pada 31 Oktober 2018. (Foto: Instagram Lion Air Group)
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri dan pemilik Lion Air, Rusdi Kirana, menemui keluarga korban pesawat Lion Air yang jatuh di laut Karawang, bertempat di Hotel Ibis Sentral Cawang pada 31 Oktober 2018. (Foto: Instagram Lion Air Group)
ADVERTISEMENT
Lion Air Group berniat membatalkan pemesanan dan pembelian pesawat keluaran pabrikan Boeing. Hal ini disampaikan langsung oleh pendiri Lion Group Rusdi Kirana. Rusdi seperti ditulis Reuters, Kamis (6/12), marah karena merasa disudutkan oleh Boeing. Boeing cenderung menyalahkan Lion Air atas jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 nomor penerbangan JT-610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang pada Senin (29/10).
ADVERTISEMENT
"Rusdi mengkaji kemungkinan pembatalan sisa pesanan pesawat Boeing untuk pengiriman berikutnya," ungkap sumber Reuters.
Mengutip laporan Boeing tentang jatuhnya JT 610, terdapat beberapa prosedur yang tidak dipenuhi oleh tim pemeliharaan Lion Air. Boeing yang mengutip laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menyebut prosedur perawatan berjalan dengan baik, tapi ada permasalahan di data kecepatan dan ketinggian pada penerbangan sebelumnya. Persoalan tersebut muncul pada 4 penerbangan yang terjadi 3 hari sebelum musibah JT 610.
Dua hari sebelum insiden, Boeing menyebut tim Lion Air telah mengganti sensor Angle of Attack (AOA). Kemudian pada tanggal 28 Oktober, atau sehari sebelum insiden, pilot dan teknisi pesawat mendiskusikan kondisi pesawat pascaperbaikan.
"Teknisi menyampaikan kepada pilot bila AOA sudah diganti dan diuji," tulis laporan Boeing.
ADVERTISEMENT
Namun di dalam laporan, tak disebutkan apakah alat tersebut sudah diuji, ataukah alat yang dipasang itu merupakan AOA baru atau bekas. Meskipun di dalam laporan disebutkan bila pilot puas terhadap informasi yang disampaikan oleh teknisi, pada penerbangan berikutnya pilot lainnya mengalami persoalan terkait errornous airspeed dan menghadapi persoalan automatic nose down trim.
Pesawat  Lion Air (Foto: IG @atc_soekarnohatta )
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Lion Air (Foto: IG @atc_soekarnohatta )
Masih pada tanggal 28 Oktober, pilot melakukan prosedur pengecekan tak biasa (non-normal), termasuk runwaway stabilizer non-normal checklist.
Setelah mendarat pada penerbangan tanggal 28 Oktober, pilot melaporkan persoalan maintenance log pada pesawat kepada teknisi. Setelah dilaporkan, tak ada dokumentasi tentang perbaikan.
Pada tanggal 29 atau saat musibah terjadi, pesawat mengalami persoalan terkait data ketinggian dan kecepatan beberapa saat setelah lepas landas.
ADVERTISEMENT
"Kita sangat yakin tentang keselamatan Boeing 737 MAX. Keselamatan menjadi prioritas Boeing dan itu menjadi prisip seluruh karyawan di Boeing," tulis Boeing.
Lion Air Pesan 201 Unit boeing 737 MAX Lion Air group tercatat sebagai pembeli dan pemesan Boeing 737 MAX terbanyak di Indonesia. Hingga September 2018, Lion Air telah memesan 201 unit Boeing MAX. Kontrak dilakukan pada 17 November 2011 di Bali. Penandatangan pembelian langsung disaksikan oleh Presiden AS saat itu, Barack Obama. Saat itu, Lion Air group menandatangani pembelian 201 unit Boeing 737 MAX dan 29 unit Boeing Next-Generation 737-900 ER. Total pembelian 230 unit pesawat ini mencapai USD 21,7 miliar.
Rusdi Kirana meneken pembelian 230 unit Boeing 737 disaksikan Barack Obama. (Foto: Saul Loeb/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Rusdi Kirana meneken pembelian 230 unit Boeing 737 disaksikan Barack Obama. (Foto: Saul Loeb/AFP)
Maskapai asal tanah air ini telah menerima 13 dari 188 pesawat Boeing 737 MAX. Lion Air telah mengoperasikan MAX tipe 8 dan 9. Lion Air juga mengumumkan komitmen menambah 50 unit Boeing 737 MAX 10.
ADVERTISEMENT
Boeing MAX dibanderol mulai dari USD 96 juta hingga USD 129 juta per unit, yakni dengan rincian tipe 737 MAX 7 (seharga USD 96 juta), 737 MAX 8 (seharga USD 117,1 juta), 737 MAX 8 (seharga USD 120,2 juta), 737 MAX 9 (seharga USD 124,1 juta) dan 737 MAX 10 (seharga USD 129,9 juta).