Bos Pertamina: Cadangan BBM Indonesia Aman Banget

16 Januari 2019 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite. (Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas SPBU melayani masyarakat dengan mengisi BBM jenis Pertalite. (Foto: ANTARA FOTO/Olha Mulalinda)
ADVERTISEMENT
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato kebangsaan yang salah satunya menyoroti masalah cadangan BBM yang dimiliki PT Pertamina (Persero) hanya cukup 20 hari.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan bahwa standar cadangan BBM Pertamina telah sesuai aturan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM). Menurut Nicke, cadangan BBM Pertamina di atas aturan Kementerian ESDM selama 18 hari.
"Loh memang kan standar nasional 18 hari. Kita di atas 20-22 hari. Memang kita dari Kementerian ESDM mensyaratkan cadangan 18 hari," kata Nicke saat ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (16/1).
Hanya saja memang setiap negara memiliki kebijakan masing-masing. Kebijakan tersebut juga tergantung dari lokasi demografis suatu negara. Bahkan seperti di Jepang dan Amerika Serikat (AS), mereka memiliki cadangan BBM lebih dari 20 hari.
Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati, usai mengunjungi korban gempa di Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Selasa (18/9/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati, usai mengunjungi korban gempa di Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Selasa (18/9/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
"Ya seperti Jepang enggak tahu ya kan setiap ini (negara) punya policy. Kita harus bedakan antara cadangan nasional dan cadangan Pertamina. Ini Pertamina kan, cadangan nasional dan Pertamina berbeda," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, External Communication Manager Pertamina Arya Paramita menambahkan beberapa hal yang membedakan kebutuhan cadangan BBM setiap negara seperti perubahan musim suatu negara, lalu kondisi geopolitik suatu negara.
"Tergantung kan mereka perlu penimbunan stok kalau musim dingin kan energinya lebih banyak dari pada kita di musim tropis. Itu pasti jadi pertimbangan. Nah Indonesia itu 20 hari angka normal aman banget," jelasnya.