Bos Pertamina: Tak Mungkin RI Impor 100 Persen BBM dalam Waktu Dekat

18 Februari 2019 21:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pendapatnya saat debat capres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). Foto: ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut Indonesia bakal mengimpor BBM sebanyak 100 persen dalam waktu dekat jika Indonesia tidak segera mencari bahan bakar dari energi alternatif. Hal ini disampaikan dia dalam debat capres di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2) malam.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan tidak mungkin hal itu terjadi. Menurutnya, dengan jumlah produksi minyak dalam negeri sebesar 800 ribu barel per hari, yang dikhawatirkan Prabowo masih jauh dari keadaan. 
"Tidak mungkin, kita saja sejak hari ini produksinya 800 ribu barel per hari dari kilang yang sekarang," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/2). 
Dirut Pertamina, Nicke Widyawati dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
Sejak 2013, Indonesia memang menjadi negara net importir minyak. Tapi saat ini, kata Nicke, perusahaan berusaha untuk meningkatkan kapasitasnya dengan memodifikasi kilang yang ada dan membangun kilang baru. 
Misalnya, saat ini perusahaan tengah memodifikasi Kilang Balikpapan. Kapasitas di sana bisa bertambah 100 ribu barel per hari. Harapannya, dengan kilang-kilang ini, bisa menambah kapasitas pengolahan minyak lebih banyak lagi, dengan begitu impor BBM bisa ditekan. 
ADVERTISEMENT
"Kita juga bakal bangun kilang lainnya sehingga 2026 kapasitas terpasang kita menjadi 2 juta barel. Insyaallah mohon support dari semuanya. Nantinya tidak ada lagi impor produk BBM ketika semuanya sudah selesai," jelas dia.