BPDP Sawit Kucurkan Rp 1,2 T untuk Penggunaan Biodiesel ke 2 Sektor

20 Maret 2018 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Reuters/Mike Blake)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Biodiesel (Foto: Reuters/Mike Blake)
ADVERTISEMENT
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kepala Sawit akan mengucurkan dana untuk penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel ke dua sektor, yakni kereta api dan pertambangan. Dana yang dibutuhkan kedua sektor itu sebesar Rp 1,2 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyani, mengatakan hal itu dilakukan selagi menunggu uji coba yang dilakukan pemerintah ke PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menggunakan campur biodiesel untuk solar sebesar 5% atau B5.
"Daripada kita nunggu real test itu selama 6 bulan ke depan, kenapa enggak kita lakukan saja penerapan penggunaan B5 ke KAI dan pertambangan dengan B10,” kata Rida usai rapat koordinasi BPDP Sawit di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (20/3).
Saat ini, kata Rida, pihaknya tengah mencari jalan tengah untuk menentukan kuota biodiesel yang dibutuhkan kedua sektor itu. Rida menargerkan penyerapan biodiesel di 2 sektor tersebut mencapai 400 ribu kiloliter (KL).
ADVERTISEMENT
"Dari 400 ribu KL, KAI akan membutuhkan kira-kira sekitar 10% dan pertambangan memerlukan 90%," kata Rida.
Saat ini, harga biodiesel sebesar Rp 8.000 per liter atau lebih mahal Rp 3.000 per liter dari Solar subsidi yang harganya Rp 5.150 per liter. Maka, dana yang dibutuhkan BPDP Sawit untuk mensubsidi 400 ribu KL biodiesel sebesar Rp 1,2 triliun.
"Dana itu diambil dari dana BPDP Sawit yang iurannya berasal pengusaha sawit. Jadi BPDP Sawit tanggung itu seolah-olah mereka beli seharga Solar. Bukan PSO (Public Service Obligation) ya," lanjut Rida.
Dia mengungkapkan penambahan kuota 400 ribu KL akan menambah target pemerintah untuk memenuhi target penggunaan biodiesel tahun ini yang mencapai 3,5 juta KL. Rida mengaku saat ini pihaknya baru mampu mengejar penyerapan 3,35 juta KL untuk pembangkit listrik dan BBM PSO.
ADVERTISEMENT