BPS Catat Seluruh Harga Beras Naik di November 2018
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak hanya harga eceran, rata-rata harga beras grosir secara nasional juga meningkat 0,73 persen pada bulan lalu. Kenaikan harga beras grosir juga lebih tinggi dari kenaikan dari September 2018 ke Oktober 2018 sebesar 0,22 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kenaikan harga beras terjadi karena harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani maupun harga beras di penggilingan meningkat cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini lantaran pola musim tanam petani.
Tercatat harga Gabah Kering Panen (GKP) meningkat 3,64 persen menjadi Rp 5.116 per kilogram (kg) pada November 2018. Padahal, kenaikan bulan sebelumnya hanya 0,98 persen. Sementara harga beras di penggilingan untuk kualitas medium naik 2,22 persen menjadi Rp 9.604 per kg dari sebelumnya hanya naik 0,92 persen.
"Kalau memasuki Oktober, November, Desember, itu biasanya selalu terjadi kenaikan harga gabah, karena bulan-bulan tersebut sudah memasuki musim tanam. Ketika dia musim tanam, jumlah pasokan gabah pasti turun, ya biasa itu," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (3/12).
ADVERTISEMENT
Secara rinci, harga gabah di tingkat petani meningkat paling tinggi di Sumatera Barat mencapai Rp 7.600 per kg dan terendah di Sulawesi Tenggah Rp 3.800 per kg. Untuk harga beras di tingkat penggilingan, tertinggi mencapai Rp 7.728 per kg di Sumatera Barat dan terendah Rp 3.735 per kg di Bogor, Jawa Barat.
Sementara di tingkat eceran, beras kualitas premium naik 1,13 persen menjadi Rp 9.771 per kg, beras medium naik 2,22 persen menjadi Rp 9.604 per kg, dan beras kualitas rendah naik 2,52 persen menjadi Rp 9.426 per kg.
Meski demikian, Suhariyanto menilai kenaikan harga beras tersebut masih dalam batas wajar. Menurutnya, setiap menjelang akhir tahun memang permintaan beras akan meningkat.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau dibandingkan dengan November 2017, kenaikan ini masih cukup baik, wajar, dan terkendali," tambahnya .