BPS Cemas Kenaikan Cukai Rokok 23 Persen di 2020 Bisa Picu Inflasi

16 September 2019 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Pusat Statistik (BPS) konferensi pers laju inflasi Juli 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Badan Pusat Statistik (BPS) konferensi pers laju inflasi Juli 2019. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah memastikan akan menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau rokok sebesar 23 persen mulai tahun depan. Tak hanya itu, harga jual eceran rokok juga akan meningkat 35 persen di 2020.
ADVERTISEMENT
Kenaikan tersebut sebagai kompensasi tak naiknya cukai rokok di tahun depan. Pemerintah bilang, tujuan kenaikan tersebut untuk mengendalikan konsumsi rokok hingga mendorong penerimaan negara.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto berharap, kenaikan tarif cukai rokok tak akan berdampak signifikan ke inflasi umum. Adapun selama ini sumbangan rokok kretek filter ke inflasi umum sebesar 0,01 persen.
"Pasti ada (memicu inflasi), tapi kita harus melakukan exercise dulu. Mudah-mudahan tidak terlalu besar," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (16/9).
Ilustrasi sampah puntung rokok Foto: Unsplash
Secara umum, lanjutnya, rokok kretek filter masuk dalam komponen harga yang ditentukan pemerintah atau administered price. Dia pun berharap kenaikan cukai rokok nantinya juga tak akan mengerek administered price.
"Rokok tidak masuk inflasi inti kan, dia ke administered price. Kalau merokok kan ada penetapan dari harga yang ditetapkan pemerintah. Mudah-mudahan ini juga enggak besar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun inflasi selama Juli 2019 mencapai 0,31 persen secara bulanan (mtm) dan 3,32 persen secara tahunan (yoy). Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,26 persen dan andilnya ke inflasi umum sebesar 0,05 persen.
Menurut komponennya, harga yang diatur pemerintah selama Juli 2019 mengalami deflasi 0,4 persen dan memiliki andil deflasi 0,08 persen. Sementara inflasi inti masih 0,43 persen dan andilnya 0,25 persen. Selain itu, bahan pangan bergejolak atau volatile food mengalami deflasi 0,25 persen selama bulan lalu dan menyumbang deflasi 0,05 persen.