BPS: Impor Migas Melambung Bikin Neraca Perdagangan Defisit

15 November 2018 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 di Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Senin (5/11/2018). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers terkait pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 di Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Senin (5/11/2018). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan. Sepanjang Oktober 2018, neraca perdagangan kembali mengalami defisit sebesar USD 1,82 miliar. Nilai ekspor Indonesia Oktober 2018 tercatat USD 15,80 miliar. Sementara nilai impor Indonesia pada Oktober 2018 mencapai USD 17,62 miliar. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kondisi tersebut disebabkan impor migas pada Oktober yang tercacat cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, impor migas Oktober 2018 mencapai USD 2,91 miliar atau naik 26,97 persen dibanding September 2018 dan meningkat 31,78 persen dibanding Oktober 2017.
“Neraca perdagangan kita kembali defisit karena ada peningkatan impor minyak mentah, hasil minyak dan gas,” ungkap Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/11).
Peningkatan impor migas dipicu oleh naiknya nilai impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah USD 168,4 juta (23,72 persen), hasil minyak USD 401,3 juta (30,46 persen), dan gas USD 48,1 juta (18,28 persen).
Kapal tanker LNG  (Foto:  AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal tanker LNG (Foto: AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)
Secara kumulatif Januari-Oktober 2018, peningkatan impor migas tercatat sebesar USD 5.419,6 juta (27,72 persen). Peningkatan impor migas tersebut disebabkan oleh naiknya impor seluruh komponen migas, yaitu minyak mentah yang meningkat sebesar USD 2.107,3 juta (36,81 persen), hasil minyak meningkat sebesar USD 2.899,8 juta (24,85 persen), dan gas meningkat sebesar USD 412,5 juta (19,13 persen).
ADVERTISEMENT
Selama tiga belas bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Agustus 2018 dengan nilai mencapai USD 3.045,7 juta dan terendah terjadi di Juni 2018, yaitu USD 2.141,0 juta. Volume impor migas pada Oktober 2018 juga tercatat naik sebesar 20,37 persen (726,5 ribu ton). Jika dilihat lebih lanjut, peningkatan volume impor migas disebabkan oleh naiknya volume impor minyak mentah 18,44 persen (233,4 ribu ton), hasil minyak 23,59 persen (444,0 ribu ton), dan gas 11,73 persen (49,1 ribu ton).
“Itu kan migasnya defisit USD 1,4 miliar nonmigas defisit USD 0,4 miliar sehingga kita defisit USD 1,8 miliar. Dua-duanya enggak bagus. Kalau kita lihat ke dalam lagi yang buat defisit itu hasil minyaknya USD 1,6 juta. Minyak mentah juga defisit. Tapi gasnya surplus. Seperti itu situasinya,” tandas Suhariyanto.
ADVERTISEMENT