BPS: Inflasi Mei Rendah Bukan Karena Daya Beli Masyarakat Melemah

4 Juni 2018 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPS Suhariyanto (Foto:  Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPS Suhariyanto (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tingkat inflasi pada Mei 2018 yang hanya mencapai 0,21%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 0,39% dan pada 2016 yang mencapai 0,66%. Banyak yang mempertanyakan rendahnya inflasi saat momen ramadhan karena harga pangan kerap bergejolak saat periode tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan rendahnya laju inflasi saat bertepatan dengan momen ramadhan memang tidak biasanya. Namun dia menegaskan jika kondisi tersebut bukan disebabkan daya beli masyarakat yang melemah.
"Saya yakinkan inflasi 0,21% ini bukan karena konsumsi melambat. Ini karena ada yang tidak biasa seperti volatile food yang biasanya bergejolak, kali ini terkendali dengan berbagai upaya yang dilakukan," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (4/6).
Suhariyanto justru menegaskan bahwa besaran inflasi pada Mei merupakan pencapaian yang baik. Sebab menurutnya tingkat inflasi masih sangat terjaga. Namun Suhariyanto mengatakan beberapa komoditas tetap harus diwaspadai seperti daging dan telur ayam ras.
“Daging ayam dan telur ayam harus diwaspadai karena permintaan akan naik sampai dengan Lebaran tiba. Selain itu ikan segar juga. Karena beberapa kota konsumsi ikannya tinggi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu komoditas yang juga harus diwaspadai adalah kenaikan harga bawang merah. Meski demikian kenaikan harga beberapa komoditas tersebut masih dianggap wajar karena adanya momen Lebaran.
“Komponen ini wajar. Komoditas yang berpengaruh masih umum. Harga barang-barang yang bergejolak jauh lebih terkendali,” tutupnya.