news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPS: Libur Lebaran 11 Hari Genjot Konsumsi Masyarakat Menengah Atas

7 Mei 2018 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS konpers pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BPS konpers pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah akhirnya tetap menentukan cuti bersama Lebaran 2018 selama 7 hari, sehingga total libur Lebaran sebanyak 11 hari, dari tanggal 10-20 Juni 2018.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, libur Lebaran yang lebih lama ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Salah satunya menghindari tingkat kemacetan yang terlalu tinggi di Pulau Jawa.
"Perkembangan cuti kemarin sudah didiskusikan di sidang kabinet, sekarang jadi tujuh hari cutinya. Ini bagus karena menghindari traffic ke Jawa, supaya enggak numpuk di satu hari," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (7/5).
Sementara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati mengatakan, libur Lebaran yang panjang ini dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga kalangan menengah ke atas. Sebab, masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di daerah masing-masing saat mudik.
"Harapannya kan bisa meningkatkan konsumsi menengah ke atas. Tentu dampaknya positif. Harapannya juga mereka yang mudik bisa tidur di hotel kan," kata Sri.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, cuti bersama yang diperpanjang juga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Hal ini tentunya akan mendorong perekonomian di kuartal II 2018. "Tapi untuk berapa persennya belum tahu ya. Pasti itu meningkatkan ekonomi daerah," katanya.
Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2018 tumbuh 5,06% secara tahunan (year on year/yoy) masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95% (yoy), sedikit membaik dibandingkan kuartal I 2017 sebesar 4,94% (yoy).
Meski demikian, bantuan sosial (bansos) tumbuh sebesar 87,61% (yoy) hanya mampu mendorong konsumsi rumah tangga kelas bawah.
Sementara golongan kelas menengah ke atas cenderung stagnan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan makanan dan minuman yang melambat selama kuartal I 2018 menjadi 5,12% (yoy), sedangkan pada kuartal I 2017 sebesar 5,24% (yoy). Transportasi dan komunikasi juga melambat menjadi 4,92% (yoy) dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,3% (yoy).
ADVERTISEMENT
"Makanan dan minuman serta transportasi itu kan biasanya yang 40% golongan menengah ke atas itu mereka menahan di sana. Kalau bansos itu tumbuh pesat tapi dia hanya kalangan menengah ke bawah yang 17% dari total konsumsi rumah tangga. Harapannya cuti bersama ini dorong konsumsi kelas atas," tambahnya.