BPS Sebut RI Surplus Beras 2,8 Juta Ton, Begini Perhitungannya

23 Oktober 2018 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Data beras terbaru BPS. (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Data beras terbaru BPS. (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah 2 tahun tak menyusun data terkait beras, Badan Pusat Statistik (BPS) akhirnya kembali mengumumkan data terbaru terkait dengan produksi, konsumsi, dan surplus beras nasional tahun ini.
ADVERTISEMENT
Ketiadaan data yang valid soal beras 2 tahun terakhir membuat pemerintah kesulitan untuk mengambil keputusan apakah impor beras diperlukan atau tidak. Data BPS diharapkan dapat menjadi pedoman dan menghentikan polemik soal beras yang kerap terjadi belakangan ini.
Data beras terbaru. (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Data beras terbaru. (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan/kumparan)
Berdasarkan data yang baru saja diumumkan BPS, Indonesia mengalami surplus beras 2,8 juta ton di 2018. Bagaimana akhirnya BPS mendapatkan angka surplus beras 2,8 juta ton itu?
BPS mengaku sudah menyempurnakan cara perhitungan agar datanya lebih valid. Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), hingga Badan Informasi Geospasial (BIG) dilibatkan dalam penyusunan data.
BPS menggunakan metode yang dinamakan Kerangka Sampel Area (KSA), metode yang dikembangkan BPPT dan sudah mendapat penghargaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), untuk menghitung berapa sebenarnya luas areal sawah di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dari metode KSA itu, diperoleh angka bahwa luas areal tanam sawah di Indonesia saat ini 7,1 juta hektare (ha). Ada areal sawah yang bisa panen 2 kali dalam setahun, ada yang hanya bisa panen sekali. Secara rata-rata, tiap hektare bisa panen 1,53 kali setahun. Maka luas panen pada 2018 adalah 7,1 juta ha dikali 1,53 menjadi 10,9 juta ha.
Produktivitas rata-rata tiap hektare sawah sebesar 5,18 ton Gabah Kering Giling (GKG). Maka dari 10,9 juta ha sawah dapat dihasilkan 56,54 juta ton GKG.
Untuk menghitung produksi beras, BPS menghitung rata-rata rendemen beras sebesar 57 persen. Artinya, 1 ton GKG yang masuk ke penggilingan padi di Indonesia rata-rata dapat diolah menjadi 0,57 ton beras. Dengan rendemen 57 persen, 56,54 juta ton GKG itu menghasilkan 32,42 juta ton beras.
ADVERTISEMENT
Kemudian untuk menghitung angka konsumsi beras nasional, BPS menggunakan asumsi tiap penduduk Indonesia mengkonsumsi 117,58 kilogram (kg) beras per tahun. Dengan jumlah penduduk sebanyak 251,7 juta orang, maka konsumsi beras nasional sebesar 29,6 juta ton.
Produksi beras nasional 32,42 juta ton dan konsumsinya 29,6 juta ton, dari situ diperoleh angka surplus beras 2,8 juta ton pada 2018.