Buana Lintas Lautan Ingin Kembangkan Bisnis Pengangkut Batu Bara

21 Juni 2018 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Tongkang Pengangkut Batu Bara di Sungai Musi (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
ADVERTISEMENT
PT Buana Lintas Lautan Tbk atau emiten yang bergerak di bidang pengangkutan offshore komoditas, berencana untuk mengembangkan bisnis kapal curah kering untuk mengangkut batu bara. Saat ini, perusahaan berkode emiten BULL ini bergerak di bidang jasa angkutan minyak dan gas.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin mengatakan, sektor batu bara memiliki potensi yang cukup cemerlang. Apalagi pemerintah juga telah mengeluarkan aturan tentang ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang tertentu yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 82 Tahun 2017.
"Mulai Mei 2020 ekspor batu bara dan palm oil diharuskan menggunakan kapal perusahaan berbendera Indonesia dan ini prospek yang besar. Apalagi Indonesia merupakan negara pengekspor batu bara terbesar di dunia yang mencapai 364 juta ton di 2017," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (21/6).
Ilustrasi Kapal Tongkang (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapal Tongkang (Foto: Wikimedia Commons)
Untuk tahap awal, kata Kevin, pihaknya baru akan mengembangkan bisnis pengangkutan batu bara untuk di dalam negeri. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan bisnisnya ke luar negeri, apalagi bisnis perusahaan saat ini sudah berkembang di luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Kalau seperti yang tadi disebutkan, kita lihat prospek untuk perkembangannya di luar negeri maupun di dalam negeri sebetulnya sangat menjanjikan," jelasnya.
Kendati demikian, kata Kevin, perusahaan di tahun ini juga masih tetap akan fokus mengembangkan bisnisnya di sektor pengangkutan minyak. Sebab, saat ini permintaan angkutan minyak masih tinggi dibandingkan persediaan kapal yang ada saat ini.
Menurut Kevin, di tahun ini total permintaan akan mengalami peningkatan 4% sementara untuk persediaan kapal pengangkut minyak hanya 1%. Hal ini menyebabkan tarif sewa kapal melonjak.
"Minyak juga sangat prospektif karena pada saat ini dan dua tahun terakhir kapal tanker minyak sangat rendah, perkembangan permintaan di bawah perkembangan persediaan. Tarif sewa akan melonjak dari USD 15.000 menjadi USD 30.000 per hari dalam waktu satu tahun," jelasnya.
ADVERTISEMENT