BULL Jual Saham Baru Rp 351 Miliar untuk Beli Kapal dan Modal Kerja

21 Juni 2018 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pergerakan IHSG (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pergerakan IHSG (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan offshore komoditas, PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) berencana untuk menerbitkan saham baru di pasar atau rights issue. Dalam aksi korporasinya tersebut, perusahaan berkode emiten BULL akan melepaskan 2.513.257.581 saham.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Buana Lintas Lautan Wong Kevin mengatakan, perusahaan menargetkan bisa meraih dana sekitar Rp 351.856.061.340 atau Rp 351,9 miliar melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Adapun harga saham pelaksanaan telah ditetapkan Rp 140 per saham.
"HMETD tahun lalu hanya Rp 200 miliar jadi kami targetkan tahun ini perkembanganmya lebih dari tahun lalu, kalau bicara batu bara ini sektor prospektif bagi kami," kata Kevin saat konferensi pers di Gedung BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (21/6).
Kevin menuturkan, rencananya dana hasil dari rights issue ini akan digunakan perusahaan untuk modal kerja yang meliputi pembayaran dan pemasok dalam rangka operasional kapal, seperti pemeliharaan kapal, beban umum dan administrasi.
Pekerja melintasi layar IHSG (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melintasi layar IHSG (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
"Sekitar Rp 140 miliar akan digunakan modal kerja perseroan, sisanya akan digunakan untuk pembelian kapal secara langsung maupun pembelian kapal secara tidak langsung yang akan dilakukan oleh perusahaan anak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata Kevin, jika dana yang didapat dari rights issue ini tidak mencukupi untuk pembelian kapal, maka sisa kebutuhan untuk modal kerja atau pembelian kapal akan dibiayai dari kombinasi hasil usaha operasional perseroan dan dari pembayaran dari pihak ketiga.
Kevin menjelaskan, rencananya penerbitan rights issue ini akan dilakukan pada 4 Juli mendatang. Saat ini, kata Kevin, perusahaan telah mengantongi tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 30 Mei lalu.
"Kami dapat efektif Mei 30 tapi karena terkendala banyak liburan jadi trading yang periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD 25-29 Juni dan penjatahan di 4 Juli," katanya.