Bulog di Era Djarot Kusumayakti: Impor Beras Hingga Daging Kerbau

23 April 2018 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bulog, Djarot Kusumayakti (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bulog, Djarot Kusumayakti (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Jajaran Direksi Perum Bulog dikabarkan akan segera dirombak. Pemanggilan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti dan jajarannya ke Kementerian BUMN hari ini menguatkan kabar tersebut. Meski belum ada keputusan soal perombakan direksi, Djarot dan kawan-kawan akan dipanggil lagi pada Rabu (25/4).
ADVERTISEMENT
Nama Komjen Pol. (Purn) Budi Waseso disebut-sebut akan menggantikan Djarot untuk memimpin BUMN pangan tersebut.
Djarot ditunjuk menjadi Dirut Perum Bulog pada 8 Juni 2015 menggantikan Lenny Sugihat. Di era kepemimpinan Djarot, Bulog menjalankan berbagai penugasan dari pemerintah, mulai dari impor beras, impor jagung, impor gula, impor bawang putih, hingga impor daging kerbau.
Berikut impor pangan yang dilakukan Bulog pada era Djarot, seperti dirangkum kumparan (kumparan.com):
1. Impor Beras
Pada 2015, pemerintah menugaskan Bulog untuk mengimpor 1,5 juta ton beras karena banyaknya kegagalan panen akibat El Nino. Setelah itu, pada 2016-2017 tak ada penugasan impor beras.
Di awal 2018, pemerintah kembali meminta Bulog mengimpor 500 ribu ton beras karena adanya kelangkaan beras medium di pasar sehingga harga melonjak. Stok Bulog juga sangat tipis, di bawah 1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Namun, penugasan yang mendadak dan waktu persiapan sempit, Bulog sejauh ini hanya dapat mendatangkan 281 ribu ton beras impor.
2. Impor Gula
Pada 2016, Bulog ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga gula di dalam negeri. Bulog diberi izin mengimpor 260 ribu ton gula mentah (raw sugar). Setelah gula mentah tersebut diolah menjadi gula kristal putih (GKP), Bulog menggandeng perusahaan-perusahaan swasta untuk menyalurkan GKP tersebut ke masyarakat.
Penunjukkan mitra penyalur ini tidak melalui proses tender. Impor gula ini jadi masalah setelah Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor.
Djarot pernah diperiksa KPK sebagai saksi untuk Irman. Irman diketahui mengontak Djarot untuk menambah kuota gula impor yang disalurkan CV Semesta Berjaya ke Padang.
ADVERTISEMENT
3. Impor Jagung
Pada akhir 2015, pemerintah memperketat impor jagung untuk pakan ternak. Di tengah kelangkaan jagung pada awal 2016, pemerintah menunjuk Perum Bulog menjadi satu-satunya importir jagung.
Pemerintah memutuskan kuota impor jagung pada 2016 dengan volume sekitar 30% dari kebutuhan sebanyak 200.000 ton per bulan atau 2,4 juta ton per tahun yang seluruhnya akan dilakukan oleh Perum Bulog.
Penugasan ini tak lagi berlanjut karena sejak 2017 pemerintah menutup impor jagung untuk pakan ternak.
4. Impor Bawang Putih
Harga bawang putih di dalam negeri melonjak hingga kisaran Rp 50.000 per kg pada pertengahan 2017. Untuk menstabilkan harga bawang putih, Bulog mengimpor 2.000 ton bawang putih. Impor dilakukan hingga harga bawang putih turun ke kisaran Rp 30.000 per kg.
ADVERTISEMENT
5. Impor Daging Kerbau
Sebagai salah satu upaya untuk menekan harga daging sapi yang bertengger di atas Rp 100 ribu per kg, pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor daging kerbau beku dan menjualnya dengan harga di bawah Rp 85 ribu per kg ke masyarakat.
Bulog lalu diberi kuota impor daging kerbau India sebesar 100.000 ton. Sebanyak 70.000 ton sampai akhir 2016 dan 30.000 ton untuk Lebaran 2017. Namun, impor daging kerbau beku ini nyatanya tak berhasil menurunkan harga daging sapi.
Meski demikian, pemerintah kembali memberi izin impor 100 ribu ton daging kerbau pada tahun ini.