Bulog Mau Tambah 20.000 Gerai untuk Jualan Bahan Pokok

28 Juni 2019 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pekerja melakukan pengemasan beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra). Foto: Antara/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pekerja melakukan pengemasan beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra). Foto: Antara/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perum Bulog terus menggalakkan pembentukan gerai Rumah Pangan Kita (RPK) yang digunakan sebagai media distribusi produk pangan.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal, menyampaikan bahwa sejak diinisiasikan pada 2016 lalu outlet RPK sampai saat ini berjumlah sekitar 60.000. Jumlah itu, bakal ditambah 20.000 gerai menjadi 80.000 gerai hingga akhir tahun ini.
“Target terus jalan, sampai dengan 80.000 (gerai) untuk total target tahun ini,” ujar Iqbal ketika ditemui di The Cutt Grill House, Jakarta, Jumat (28/6).
Iqbal melanjutkan, penambahan outlet-outlet RPK itu berguna untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pangan di masyarakat secara lebih luas.
Sebab melalui outlet RPK, Bulog bisa menyalurkan kebutuhan pangan dengan harga yang lebih terjangkau dan lebih merata di tengah masyarakat. Seperti, agen yang ada di komplek rumah hingga pasar tradisional.
Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaludin Iqbal. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Di sisi lain, Iqbal menyebut gerai RPK itu juga penting kehadirannya agar stok beras di gudang-gudang bulog tak lagi menumpuk. Dengan banyaknya RPK, stok beras dapat tersalurkan.
ADVERTISEMENT
Data Bulog menunjukkan, saat ini stok beras di gudang-gudang mencapai 2,2 juta ton. Sementara, target penyaluran melalui Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) atau operasi pasar hingga akhir tahun sebesar 1,48 juta ton.
“Makanya kita kan butuh outlet itu, usaha kita adalah outlet kita diperbanyak,” tegasnya.
Di samping memperlancar distribusi, Bulog untuk tahun ini juga mewacanakan bakal terus berupaya untuk menjaga kualitas pangan. Sebab, selama ini kualitas pangan Bulog acapkali distigmakan kurang bermutu dan kalah saing.
Pihaknya sesumbar, selain akan lebih memperhatikan gudang-gudang penyimpanan yang sesuai standar, juga akan memperhatikan proses perawatan.
“Gudang-gudang yang lama kan persoalan bagaimana aerasi itu dijaga, kemudian perawatan rutinnya dijaga,” pungkasnya.