Bunga Acuan Turun, BI Optimistis Investor Tak Akan Kabur

19 Juli 2019 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Day Repo Rate turun 25 basis poin (bp) menjadi 5,75 persen. Ini dilakukan BI setelah delapan bulan menahan bunga acuan, demi mendorong perekonomian.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara maju dan berkembang saat ini menurunkan suku bunga acuan demi mengantisipasi melambatnya ekonomi. Apalagi sejumlah lembaga keuangan internasional memproyeksi perekonomian di semester II tahun ini akan melambat akibat sengketa dagang yang terus berlanjut.
Namun bank sentral di negara-negara lainnya justru masih menahan bunga acuannya. India misalnya, tetap mempertahankan bunga acuan di level 5,75 persen pada bulan ini. Selain itu Vietnam yang juga menahan suku bunga acuan 6,25 persen.
Hal tersebut memicu kekhawatiran pasar imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia akan lebih rendah dari negara lain, sehingga investor mengalihkan dananya ke negara yang memiliki yield lebih tinggi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, investor di SBN maupun obligasi korporasi, memang cenderung melihat yield. Namun investor di saham akan melihat prospek ekonomi ke depan dan diyakini terus meningkat ke depannya.
Deputi Gubernur, BI Dody Budi Waluyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Kalau yang obligasi pemerintah atau swasta lihatnya yield menarik. Kalau ke saham itu, dia melihat korporasi ini punya profit yang meningkat, dia beli harapan sahamnya semakin meningkat, harga saham naik. Itu membuat investor equity akan meningkat. Ini ada faktor lain yang memberikan gambaran yang positif," ujar Dody dalam pelatihan wartawan di Medan, Sumatera Utara, Jumat (19/7).
ADVERTISEMENT
Dody melanjutkan, dengan penurunan suku bunga juga tak akan mempengaruhi transaksi modal. Menurut dia, justru dana yang masuk, utamanya di pasar saham, diharapkan semakin bertambah.
"Dengan penurunan suku bunga, earning (keuntungan) jadi lebih baik. Yang tadinya utang saya alihkan ke equity. Tidak akan mempengaruhi transaksi modal," ujarnya.
Bank Indonesia mencatat dana asing yang masuk ke Indonesia sejak awal tahun ini hingga 27 Juni sebesar Rp 154 triliun. Dana asing yang masuk ke SBN mencapai Rp 90 triliun dan pasar saham sebesar Rp 60 triliun.