Busana Muslim Indonesia Masih Andalkan Bahan Baku Impor

16 Oktober 2018 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Busana muslim koleksi terbaru Ivan Gunawan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Busana muslim koleksi terbaru Ivan Gunawan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian mempunyai visi untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2020. Sayangnya, target tersebut masih terkendala dengan pasokan bahan baku yang masih didominasi produk impor.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, mengakui bahwa hingga saat ini Indonesia hanya bisa menghasilkan polyester. Sisanya, bahan baku harus didatangkan dari negara lain alias impor.
“Kendalanya bahan baku. Masih tetap bahan baku. Selama ini impor banyak sekali, kalau diproses produksi bahan baku itu sekitar 30 persen (impor). Nah, bahan baku untuk fesyen yang kita punya itu hanya polyester dan rayon. Sisanya kita impor,” ungkap Gati di Hotel Sofyan, Jakarta, Selasa (16/10).
Bahkan menurut Gati, untuk bahan baku rayon pun sebagian masih impor. Sebab kapasitas produksi dalam negeri tidak mencukupi. Beragam bahan baku ini pun menurut Gati didatangkan dari berbagai negara. Mulai dari Amerika Serikat hingga Thailand.
Toko Busana Muslim Rabbani (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toko Busana Muslim Rabbani (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
“Kalau bahan kapas kita impor dari Amerika, dari Mesir dari Turki. Dari Australia sebagian wool kemudian untuk bahan baku rayon kita masih impor dari Thailand,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Gati mengatakan pihaknya juga tetap berusaha agar ke depan pemenuhan bahan baku bisa berasal dari dalam negeri. Untuk itu kini pihaknya tengah bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan mengembangkan dua jenis ulat penghasil bahan baku sutera.
“Pagi ini kami dapat kabar gembira bahwa yang namanya Kemenhut punya dua ulat yang bisa dikembangkan untuk bisa menjadi bahan baku sutera. Ini kabar gembira sekali. Kami berdoa mudah-mudahan sutera itu tidak impor lagi,” tandasnya.