Buwas: Beras Impor Kualitasnya Bagus, tapi karena Rasa Dikomplain

2 Juli 2019 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR di gedung parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (20/6). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Perum Bulog menyatakan kondisi beras di gudang cukup banyak dan berpotensi mengalami penurunan mutu kualitas. Adapun penyebab banyaknya beras yang menumpuk di gudang karena belum optimalnya penjualan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, mengaku beras Bulog masih sering dikomplain masyarakat karena rasa. Termasuk beras impor yang dilihat secara fisik lebih bagus tapi rasa tak sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
“Hari ini belum aman, karena kelebihan-kelebihan tadi tidak bisa kami keluarkan karena tastenya beda. Tapi begitu impor yang kami dorong (keluar) karena kualitas bagus tapi karena tidak sesuai dengan tastenya dikomplain,” katanya saat ditemui di Gedung Bulog University, Jakarta Selatan, Selasa (2/7).
Buwas mendata, stok beras impor yang berada di gudang Bulog sekitar 1 juta ton. Dia bilang, beras impor ini akan segera dikeluarkan (dilepas ke pasar) agar mutunya tidak turun signifikan.
Pekerja Mengangkut Beras Impor dari Thailand Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
“1 juta itu memang beras impor itu prediksi harus kamu keluarkan juga,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Perum Bulog saat ini memiliki Beras Cadangan Pemerintah (CBP) sebanyak 2,5 juta ton. Jumlah tersebut membuat kapasitas gudang Bulog nyaris penuh atau maksimal 2,7 juta ton.
Dengan demikan Bulog harus melakukan upaya untuk bisa mengeluarkan beras dari gudang untuk bisa mengantisipasi penumpukan beras. Salah satu uppaya yang saat ini tengah dilakukan yaitu melakukan distribusi beras melalui Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bersama Kementerian Sosial.
Sebagai catatan saja, pada tahun lalu Bulog mendapatkan izin impor beras dari Kementerian Perdagangan sebanyak 2 juta ton. Adapun perhitungan sebesar 2 juta ton karena pada awal tahun 2018 lalu, stok cadangan beras yang dimiliki Bulog hanya 900 ribu ton. Rendahnya stok cadangan beras saat itu disebabkan karena panen yang sedikit dan mahalnya harga beli gabah.
ADVERTISEMENT