Buwas Diminta Bereskan Data dan Berantas Mafia Pangan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Dwi Andreas, mengatakan tugas utama Buwas menjadi bos Bulog adalah membereskan segala hal yang selama ini tak beraturan, mulai dari data hingga memebersihkan mafia pangan.
"Tugas utamanya ya itu, bereskan data. Kalau datanya sudah beres, sudah benar, akan mudah atasi masalah. Stok berapa, panen berapa. Kalau data enggak bener ya salah semua, sama aja garbage in dan garabage out," ujar Dwi kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (27/4).
Selanjutnya, Buwas juga bisa diminta mengusulkan mengubah Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 terkait Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras. Menurut Dwi, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras saat ini sudah lebih dari Rp 7.300/kg.
"Inpres harus diubah. HPP sudah enggak masuk akal. Harus dinaikkan itu HPP, selama itu enggak diubah ya susah lagi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu yang tak kalah penting, mantan Kepala BNN ini juga diminta bisa memberantas mafia pangan. "Tugas utamanya ya bersih-bersih lah mafia di sana (Bulog), kalau memang firm ada," kata dia.
Pengangkatan Buwas menjadi Dirut Bulog ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: SK-115/MBU/04/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaam Umum (Perum) Bulog.
Selain Buwas, Rini Soemarno juga mengangkat Triyana sebagai Direktur Keuangan dan Teten Masduki sebagai Dewan Pengawas. Ketiganya diharapkan dapat membawa perubahan di Bulog.