Buwas Ungkap Bobrok Program BPNT: Saya Punya Video dan Semua Rekaman

23 September 2019 12:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bulog, Budi Waseso, konferensi pers soal temuan penipuan dalam penyaluran BPNT di Kantor pusat Bulog. Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bulog, Budi Waseso, konferensi pers soal temuan penipuan dalam penyaluran BPNT di Kantor pusat Bulog. Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, akhirnya buka mulut dan membongkar semua kejahatan dalam penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Pria yang akrab disapa Buwas itu menegaskan bahwa dia punya bukti bahwa program BPNT selama ini lebih banyak diselewengkan.
ADVERTISEMENT
"Ditekan saudara-saudara kita yang menerima BPNT. Kita jelas ada video, ada rekamannya,” tegas Buwas bernada tinggi saat ditemui di Kantor Pusat Bulog, Jakarta, Senin (23/9).
Buwas mengaku ada banyak penerima BPNT yang diancam. Mereka dipaksa menerima beras jelek yang dipasok melalui program BPNT tadi. Kalau menolak, maka mereka akan dicoret dari daftar penerima.
Buwas juga bilang banyak modus yang digunakan dalam penyaluran BPNT ini. Buwas menjelaskan, modus yang sering digunakan adalah penipuan kualitas beras. Penyalur disebut membeli karung beras palsu dengan berbagai merek.
“Ini karung beras kita sudah temukan dimana saja yang dijual. Banyak di toko online. Harganya juga cuma Rp 1.000 per karung, lalu mereka isi berasnya dengan beras lain,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, penyalur akan menjual beras tadi dengan harga premium ke penerima BPNT. Dengan kata lain, warga kurang mampu yang menerima itu ditipu baik dari sisi kualitas maupun harga.
Dirut Bulog, Budi Waseso. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Selain itu, Buwas juga mengatakan banyak e-warong siluman yang tidak terdaftar. Dia menyebut e-warong ini tiba-tiba muncul saat ada penyaluran BPNT.
“Belum lagi ada e-warong siluman. Tambal ban saja bisa jadi e warong. Dia tambal ban yang melayani bagian BPNT tadi. Ada kios-kios siluman yang buka saat penyaluran BPNT saja,” tambahnya dengan nada geram.
Dia menyebut, sudah menemukan sekitar 300 e-warong siluman. Mereka diketahui telah bekerja sama dengan suplier tadi. Tak hanya itu, keluarga penerima manfaat (KPM) tadi juga dipaksa menerima paket sembako yang tak jelas isinya. Padahal, banyak KPM yang lebih membutuhkan bahan pangan tertentu seperti beras dan telur.
ADVERTISEMENT
Sementara, di dalam paket yang dijual seharga Rp 30.000 tadi berisi banyak bahan pangan yang tak penting. Misalnya teh.
“Mereka enggak butuh kayak teh itu, tapi dikasih yang macam-macam. Mereka butuhnya beras malah dikasih paket tidak jelas itu,” tutupnya bernada marah.