Cadangan Devisa Diprediksi Tembus USD 120 Miliar di Akhir Tahun Ini

8 Desember 2018 15:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia (Foto: Reuters/Iqro Rinaldi)
ADVERTISEMENT
Cadangan devisa (cadev) Indonesia selama November 2018 sebesar USD 117,2 miliar, mengalami kenaikan USD 2 miliar dari bulan sebelumnya. Kenaikan cadev tersebut merupakan yang tertinggi sejak awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Ekonom PT Bank Maybank Indonesia Tbk Myrdal Gunarto memproyeksi, kenaikan cadev di bulan lalu bukanlah puncaknya. Sebab dia memprediksi, cadev di bulan ini akan mencapai USD 120 miliar.
"Belum peak (puncaknya). Desember ini akan naik lagi menjadi USD 120 miliar," ujar Myrdal kepada kumparan, Sabtu (8/12).
Menurut dia, meningkatnya cadev lantaran selama beberapa periode terakhir ini rupiah mulai menguat. Apalagi pada awal Desember ini pemerintah juga menerbitkan surat utang berdenominasi dolar AS atau global bond senilai USD 3 miliar untuk mendanai anggaran negara 2019 lebih awal atau pre-funding.
"Apalagi pemerintah pada akhir tahun ini akan menerbitkan global bond," katanya.
Myrdal memperkirakan, kenaikan cadangan devisa juga dipicu oleh arus masuk dana asing ke pasar keuangan domestik seiring tekanan eksternal yang mereda. Pemicu lainnya yakni penurunan harga minyak dan penguatan rupiah yang memperbaiki neraca perdagangan.
ADVERTISEMENT
"Itu dipicu oleh arus dana yang mengalir ke pasar keuangan domestik seiring tekanan eksternal yang mereda," jelasnya.
Sementara itu Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan, masih ada potensi kenaikan cadev di bulan ini. Hal ini lantaran sentimen AS-China yang mulai mereda, meskipun masih berfluktuasi atau volatile.
Dia berharap, cadev selama Desember bisa mengalami peningkatan menjadi USD 119 miliar. "Masih ada potensi kenaikan," katanya.
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. (Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo)
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memproyeksi, kenaikan cadev selama bulan lalu merupakan puncaknya. Sebab, tak ada lagi sumber pembiayaan untuk meningkatkan cadev.
"Saya kira itu sudah peak. Karena Desember tidak akan ada penjualan SUN global. Sumber utama cadev adalah utang luar negeri pemerintah. Desember saya perkirakan cadev akan kembali turun," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) sebelumnya menyampaikan, cadev bulan lalu mencapai USD 117,2 miliar, meningkat USD 2 miliar dari bulan sebelumnya yang sebesar USD 115,2 miliar. Peningkatan cadangan devisa pada November 2018 terutama berasal dari penerimaan devisa migas, penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah, dan penerimaan devisa lainnya yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah.
Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 hingga 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi tersebut masih berada di atas kecukupan standar internasional yang sebesar 3 bulan impor.