Caplok 51% Saham Pertagas, PGN Bayar Rp 16,6 Triliun ke Pertamina

3 Juli 2018 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PGN, Jobi Triananda (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PGN, Jobi Triananda (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) resmi mencaplok 51% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) sejak 29 Juni 2018. Dana yang mesti dibayar PGN ke Pertamina untuk menguasai 51% saham Pertagas tersebut sebesar Rp 16,6 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan PGN, Said Reza Pahlevi, mengatakan secara total aset Pertagas sebanyak Rp 32 triliun. Tetapi hanya Rp 16,6 triliun yang dibayarkan PGN untuk 51% saham Pertagas. Menurut Reza, nilai akuisisi itu sudah pas sesuai perhitungan dengan mengikuti aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Jadi secara formulasi ada hitungannya. Datanya lengkap, jadi angka Rp 32 triliun itu bukan angka begitu saja tapi ini proses panjang dan data ini akurat keluarnya angka sekitar Rp 32 triliun. Kan kita cuman 51%, jadi cuma (bayar) Rp 16,6 triliun,” katanya saat konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (3/7).
Lebih lanjut, Reza mengatakan, pembayaran itu tidak akan diambil semuanya dari kas internal perusahaan. Sepertiga biaya akan diambil dari kas perusahaan, sisanya dari sumber dana di luar perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Masalah funding, kita sudah perhitungkan. Artinya, kita punya kemampuan untuk membiayai transaksi ini. Tentunya enggak semua kita ambil dari internal cash. Seperti kita danai internal dan duapertiganya kita ambil dari eksternal dengan mempertimbangkan efek yang paling minimal buat PGN. Nah, itu hitung aja deh, Rp 16 triliun ini sepertiganya berapa, USD 500 juta yang cash internal,” katanya.
Direktur Utama PGN, Jobi Triananda Hasjim, mengatakan pembayaran akan dilakukan dalam 90 hari sejak akuisisi pada 29 Juni lalu. Kata dia, duapertiga dana itu masih dalam pembahasaan. Beberapa opsi sumber dana antara lain dari penerbitan surat utang atau pinjaman ke bank.
“Opsinya banyak. Bisa bond, perbankan juga bisa karena keuangan PGN saat ini cukup sehat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan memiliki saham mayoritas di Pertagas, PGN bisa mengendalikan perusahaan ini agar masalah pembangunan infrastruktur dan distribusi gas tidak tumpang tindih. Dengan integrasi di bawah Holding BUMN Migas, persaingan antara dua perusahaan ini hilang.
“Di balik itu, potensi ke depan bisnis gas itu untuk PGN terutama, enggak akan lagi ada head to head sama Pertagas. Kompetisi sudah hilang,” jelasnya.