Cara Pemkab Berau Entaskan Kemiskinan di Daerahnya

19 Juli 2019 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Berau Kalimantan Timur saat ini sedang menggencarkan pembangunan kampung.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, tiap kampung mendapat anggaran minimal senilai Rp 2 miliar. Diketahui ada 99 kampung saat ini yang ada di Kabupaten Berau.
Wakil Bupati Berau Agus Tantomo mengatakan, jumlah dana itu berasal dari pendapatan daerah (APBD) kabupaten yang totalnya kini sebesar Rp 5,6 triliun.
“APBD Kabupaten diserahkan ke kampungnya, minimal Rp 2 miliar. Untuk pembangunan kampung,” ujar Agus saat ditemui di Hotel Makmur, Berau, Kalimantan Timur, Jumat (19/7).
Tak hanya secara sokongan dana, Agus menyebut, pihaknya juga memberikan dukungan atas kebijakan dalam pembangunan kampung. Misalnya saja, mengeluarkan Peraturan Bupati No 56 tahun 2018 tentang penerapan penyuluh kampung bernama Pejuang Sigap Sejahtera (PSS).
Dalam proses itu, penyuluh kampung berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayasan Dharma Bhakti PT Berau Coal, dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara yang berafiliasi dengan The Nature Conservancy (TNC).
ADVERTISEMENT
Agus lantas sesumbar, pemberian anggaran dan kebijakan yang suportif dari Pemkab itu bisa menaikkan kelas kabupaten Berau, yaitu terentaskannya kampung dengan predikat sangat miskin dan penambahan satu kampung mandiri.
Di sisi lain, ia menambahkan, kampung di Berau juga bisa berprestasi di tingkat provinsi hingga nasional. Yaitu, Kampung Maluang juara I Provinsi Kaltim hingga Kampung Batu Putih masuk 5 besar nasional pada tahun 2019.
“Kombinasi anggaran dan kewenangan menjadikan kampung di Berau berprestasi,” kata dia.
Wakil Bupati Berau Agus Tantomo saat berpidato dalam acara Inovasi Membangun Kampung Sejahtera, di Hotel Makmur, Berau, Kalimantan Timur, Jumat (19/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Membidik Potensi Berau
Dirjen PDT Kemendesa Samsul Widodo pun mengamini hal itu. Ia menambahkan, pihaknya juga menemukan adanya potensi dari Berau yang ke depan bisa dikembangkan. Salah satunya, di kawasan pesisir.
Saat ini, kata Samsul, Berau telah mulai merintis adanya platform penjualan digital untuk para nelayan yang telah berskala ekspor. Ia bernama Aruna yang dikembangkan oleh warga Berau di kawasan pesisir.
ADVERTISEMENT
“Ikan tangkap segar 95 persen diekspor. Pembelinya dari luar negeri semua,” lanjutnya.
Dekan Fakultas Pertanian UGM Jamhari pun menambahkan, penelitian yang dilakukan pihaknya ada setidaknya 44 persen potensi yang ada di Berau adalah sektor pertanian. Ia pun menyarankan agar pemkab Berau nantinya lebih memperhatikan digitalisasinya.
“Masalah di pertanian kan pasar. Oleh karena itu harus ada terobosan untuk memasarkan dari produk Berau ini keluar. Kalau Berau ini saat ini fisik pelabuhan belum memadai, mestinya ini membukanya secara digital,” papar dia.
Maka untuk mewujudkan itu, Jamhari menekankan, BUMK di Berau bisa mulai menyasar potensi itu. Tak langsung harus dari platform digital milik sendiri, namun bisa berkolaborasi dengan platform yang sudah lebih mapan.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, platform UGM Mall yang pihaknya kini juga tengah kembangkan. Dengan digitalisasi itu, ia menilai, nantinya BUMK bisa meningkatkan produktivitas hingga menambah nilai usahanya.
Step-nya harus melatih SDM di Berau, komputer, internet, melatih bagaimana cara bagaimana download-nya, cara mengaplikasikannya,” pungkasnya.