Cegah Listrik Padam saat Pemilu, PLN Siapkan Pasokan Berlapis

16 April 2019 10:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas membawa kotak surat suara Pemilu 2019 dengan motor di Lumajang, Jawa Timur. Foto: Dok. Polres Lumajang
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas membawa kotak surat suara Pemilu 2019 dengan motor di Lumajang, Jawa Timur. Foto: Dok. Polres Lumajang
ADVERTISEMENT
Pemilu 2019 segera memasuki puncaknya. Hari pencoblosan berlangsung Rabu (17/4) besok. Persiapan terus dilakukan agar pesta demokrasi ini dapat berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang harus disiapkan adalah kelistrikan. PLN pun melakukan langkah-langkah antisipasi agar listrik tak padam saat pemungutan dan penghitungan suara berlangsung.
General Manager PLN UID Jakarta Raya M Ikhsan Asaad mengungkapkan, listrik untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibuat berlapis-lapis sehingga jika salah satu sumber pasokan terganggu, ada sumber pasokan lain yang siap menggantikan.
Listrik akan dipasok dari 2 Sub Sistem yang berbeda. Ketika salah satu Sub Sistem terganggu, masih ada Sub Sistem lain.
Selain itu, PLN menyiagakan Power Bank untuk situasi darurat. Kantor KPU juga dipasangi Uninterruptible Power Supply (UPS) supaya aliran listrik tak terputus sedetik pun.
"KPU RI, KPU Provinsi, KPUD kami siapkan suplai berlapis. Suplai PLN dari 2 Sub Sistem berbeda, Power Bank, UPS," kata Ikhsan kepada kumparan, Selasa (16/4).
ADVERTISEMENT
Personel PLN disiagakan pada hari-H untuk mengamankan listrik di semua Tempat Pemungutan Suara (TPS), kantor Kecamatan, dan KPU. Untuk wilayah Jakarta Raya, 701 personel disiapkan.
"701 personel sudah siap, kami amankan pasokan listrik di 29.000 TPS, 55 kantor kecamatan/GOR, KPU RI, KPUD, KPU Kota," ujarnya.
PLN sudah melakukan listrik siaga untuk pemilu 2019 mulai 17 Maret hingga 24 Mei. Perusahaan memastikan pasokan tak terganggu hingga hari penghitungan suara pemilu.
Pada tanggal 17 April 2019, beban listrik Jawa-Bali diproyeksikan mengalami penurunan menjadi sebesar 15.571 MW untuk beban puncak siang hari dan sebesar 22.895 MW untuk beban puncak malam hari, mengalami penurunan sekitar 12-29 persen atau sekitar 5.000 MW.