news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Bisnis Makelar Endorse Artis yang Laris Manis

18 Desember 2017 8:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Selebgram (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Selebgram (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Selebiriti Instagram atau selebgram dan artis merupakan sosok yang dikenal sehingga tak heran mereka memiliki jumlah pengikut (followers) ribuan bahkan hingga jutaan di media sosial. Mereka memanfaatkan kondisi tersebut dengan cara menerima tawaran untuk mempromosikan produk-produk dari perusahaan dan online shop. Cara ini kemudian dikenal dengan istilah endorsement.
ADVERTISEMENT
Para selebgram juga biasanya mematok tarif untuk sekali endorse. Semakin banyak jumlah followers, tarif yang dikenakan akan semakin tinggi. Banyak pelaku bisnis online shop yang menggunakan cara endorsement ini untuk mempromosikan produk mereka.
Sayangnya, tidak semua pelaku bisnis online memiliki akses untuk menghubungi para artis dan selebgram tersebut. Peluang inilah yang kemudian diambil oleh Anna Porajow untuk membentuk sebuah manajemen endorsement. Tugasnya, menjembatani para pelaku bisnis online shop dengan artis yang dituju.
"Saya membentuk BFF Management dengan sahabat saya, di akhir 2015. Awalnya karena saya juga punya olshop, saya endorse ke artis tapi fotonya enggak proper. Dari situ saya kepikiran lebih enak kalau endorse artis, saya langsung aja yang fotoin," ungkap Ana saat ditemui kumparan (kumparan.com) di Kawasan Tangerang, Minggu (17/12).
ADVERTISEMENT
Menurut Anna, saat itu metode endorsement sedang naik daun namun para artis belum menetapkan tarif untuk setiap postingan. "Belum rapi seperti sekarang. Akhirnya waktu itu saya hubungi Prilly. Dia lagi booming saat itu," ungkapnya. Tak tanggung-tanggung, Anna juga menyewa make up artist, fotografer hingga studio foto.
"Jadi fotonya lebih profesional. Pesan yang ingin dituju juga tersampaikan. Kan itu yang dibutuhin olshop," ungkap Anna.
Sejak itulah metode endorse mulai berubah. Anna kemudian berpikir untuk lebih serius menekuni bisnis ini. "Akhirnya saya kepikiran, bagaimana caranya menghubungkan para olshop dengan artis-artis ini. Dan endorse juga bisa lebih profesional," ungkap Anna.
Sampai saat ini ada 20 artis dan lebih dari 2.000 online shop yang Anna naungi. "Masing-masing artis menentukan tarifnya sendiri kebanyakan mereka menghitung dari jumlah followers yang ada di Instagram mereka. Contoh artis A punya followers 9 juta jadi harga sekali posting bisa sekitar 8 sampai 9 juta rupiah," ungkap Anna.
ADVERTISEMENT
Meskipun menurut Anna, ada pula artis dengan followers hingga belasan juta namun tarifnya tidak lebih dari 7 juta untuk sekali posting. "Banyak, yang enggak semahal itu. Ada juga yang 6 atau 7 juta. Di bawah itu juga ada," ungkap Anna.
Dalam sebulan Anna menargetkan ada 10 hingga 15 online shop yang dijadwalkan untuk endorse. "Saya nyebutnya event. Jadi BFF buka event setiap bulan. Paling banyak kalau lagi rame bisa sampai 35 olshop yang ikut. Artisnya juga bervariasi tergantung jadwal mereka. Karena enggak setiap artis mau untuk open endorse," ungkapnya.
Dari harga yang dipatok, Anna mengambil untung Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu untuk setiap olshop. "Omzet bersih sebulan sekitar 20 sampai 50 juta ya. Sudah dipotong biaya operasional, sewa make up artis, fotografer dan videografer," ucap Anna.
ADVERTISEMENT
Menurut Anna, bisnis makelar endorse artis ini masih sangat menjanjikan mengingat online shop yang terus berkembang dan metode endorse yang masih diminati masyarakat.
"Masyarakat Indonesia itu seringnya menjadikan barang yang digunakan oleh artis sebagai tolok ukur yang dapat dipercaya. Padahal mereka tahu kalau itu endorse, tapi tetep aja diikuti," ucap Anna.
Di sisi lain, endorse artis jauh lebih murah ketimbang harus mengiklan lewat media massa seperti koran atau televisi.
"Iya ini mahal sih. Saya tahu kapasitas online shop tidak semua bisa membayar dengan mudah untuk endorse. Harus nabung dulu. Tapi ini masih jauh lebih murah daripada harus iklan di televisi," tutupnya.