Cerita Pembangkit Listrik di Kaltim yang 10 Tahun Tak Dapat Gas

30 Juli 2018 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian PLTG Sambera di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian PLTG Sambera di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan provinsi penghasil gas alam terbesar di Indonesia. Meski demikian, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sambera yang telah beroperasi sejak 2009, baru menggunakan gas pada hari ini, Senin (30/7). Sebelumnya, PLTG tersebut mengandalkan solar untuk pengoperasiannya.
ADVERTISEMENT
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Machnizon mengungkapkan PLTG Sambera baru diinisiasi untuk beralih ke gas di tahun 2014.
“Ini dibangun tahun 2008, jadi baru 10 tahun kemudian pakai gas. Memang dicoba untuk beralih ke gas sejak 2014, jadi selama 4 tahun kami coba. Perlu waktu yang cukup lama dan banyak tahapan sampai akhirnya bisa beralih,” ungkap Machnizon di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Senin (30/7).
Ditemui di tempat yang sama, Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto menambahkan ada banyak kendala yang menyebabkan sulitnya penyaluran gas hingga ke PLTG Sambera. Menurutnya kendala paling utama adalah infrastruktur. Lokasi PLTG yang jauh dari sumber gas membuat PLN tidak mungkin membangun pipa gas. Untuk itu, saat ini PLTG Sambera menggunakan regasifikasi Liquid Natural Gas (LNG) dengan moda transportasi truk. Sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia.
PLTG Sambera di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLTG Sambera di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
“Kalau mau bangun pipa, ini lokasinya jauh, tidak ekonomis. Dengan sistem transportasi truk ini, sekarang dibuktikan bahwa daerah luar bisa. Ini mini scale,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu LNG trucking tersebut menjadi solusi yang dinilai cukup ekonomis menjangkau daerah yang jauh dari sumber gas. Bahkan menurut Djoko saat ini akses jalan dari sumber gas yaitu Bontang ke PLTG Sambera di Samarinda telah banyak dibenahi.
Menurut Djoko, dulunya terdapat salah satu jalan yang dijuluki Bukit Menangis. Sebab, kemiringan jalan mencapai 40 derajat. Saat ini jalanan tersebut telah dibenahi sehingga menyisakan 20 derajat. Nantinya ada 24 truk yang bergantian datang ke PLTG Sambera setiap 2 jam sekali.
“Gasnya ngambil dari Bontang. Sekitar 85 km dari sini, jarak tempuh 3 jam,” ujarnya.
Menurut Djoko, PLTG Sambera diharapkan menjadi percontohan bagi PLTG lain yang kini tengah dikembangkan PLN. Djoko menyebutkan jika pembangkit listrik beralih dari solar ke gas maka beban produksi PLN juga akan berkurang. Sebab, biaya untuk perawatan PLTG jauh lebih murah.
ADVERTISEMENT
“Tadi yang disebut beban berkurang Rp 70 miliar per tahun itu hanya energi primernya. Tapi kalau life cycle costnya itu lebih dari itu,” tandasnya.