Cerita Susi soal Monster dari Sampah Plastik di Pantai Bali

21 Juli 2019 17:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasan Pawai Bebas Plastik di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasan Pawai Bebas Plastik di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan bahaya penggunaan plastik sekali pakai pada Pawai Bebas Plastik di kawasan CFD, Jakarta, Minggu (21/7).
ADVERTISEMENT
Dalam pawai yang diikuti oleh 49 lembaga dan organisasi lingkungan hidup tersebut, selain membawa berbagai poster yang berisi penolakan terhadap penggunaan plastik sekali pakai, para peserta pawai juga membawa monster plastik raksasa untuk ditunjukkan kepada masyrakat.
Aksi tolak plastik sekali pakai di pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta, Sabtu (20/7). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Susi menuturkan, monster plastik itu dibuat dari sampah plastik seberat 500 kilogram (kg). Sampah plastik tersebut diperoleh hanya dalam waktu setengah hari dari pantai di Bali.
"Di sebelah kita ada monster plastik yang diambil dari Pantai di Bali, dikumpulkan kurang dari setengah hari dapat setengah ton lebih," ujar Susi.
Di Jakarta, sampah plastik jauh lebih banyak. Susi memperkirakan, setiap hari bisa dibuat 500 monster plastik dari sampah plastik di Jakarta.
"Bayangkan kalau di Jakarta dengan penduduk lebih banyak, setelah kita hitung 500 kg sampah plastik, di Jakarta akan ada 500 monster plastik setiap hari dengan jumlah penduduk yang ada," kata dia.
ADVERTISEMENT
Dia pun mengapresiasi langkah pemerintah daerah yang telah melarang penggunaan pemakaian plastik, yakni pemerintah daerah Bali dan Banjarmasin.
Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah laut. Susi berpesan agar laut dijaga karena menyimpan kekayaan yang tak ternilai. Kurang lebih 70 persen sampah plastik dibuang ke laut. Ini harus dikontrol.
"Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah, kita butuh ikan untuk makan, untuk industri perikanan, kita perlu makan supaya jadi pintar, sehat," ujar Susi.