Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Cerita Warga Natuna Soal Mahalnya Harga Listrik di Daerah Perbatasan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebab dengan demikian, dusunnya yang selama ini gelap gulita akan segera teraliri listrik oleh PLN. Seusai PLTD tersebut dihidupkan, beberapa warga mendatangi petugas PLN di lokasi untuk bertanya mengenai tarif yang dikenakan.
“Senang saja. Desa kami akhirnya ada listrik, mau tanya bagaimana mau memasangnya (instalasi listrik PLN),” kata Sawal kepada Kumparan di Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Selasa (29/5) sore.
Dia bercerita, selama ini, sebagian besar warga Pulau Tiga menggunakan mesin diesel untuk bisa mengakses listrik. Rata-rata, warga setempat menggunakan diesel hanya agar tempat tinggalnya memiliki lampu penerangan.
“Kalau ada yang punya televisi, ya paling televisi buat hiburan malam-malam. Selebihnya enggak ada, paling lampu sama televisi saja,” ucapnya.
Namun ketika menggunakan diesel, menurut Sawal, biaya yang harus digelontorkan setiap bulannya tergolong besar yakni mencapai Rp 400 ribu. Nilai itu cukup besar baginya yang berprofesi sebagai buruh di industri pengolahan ikan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu. Dia mengatakan sebelum menyalakan genset harus terlebih dulu membeli BBM jenis Solar seharga Rp 30 ribu untuk 5 liter. Pun ketika genset rusak, dia juga harus segera mencari teknisi untuk memperbaiki.
“Karena keluarga ribut kalau enggak ada listrik (dari genset). Pakai genset repot juga, setiap hari pulang kerja sudah lelah, harus ngurus lagi genset, beli minyak. besar risiko kalau rusak,” papar Sawal.
Senada, warga Pulau Tiga lainnya, Yuli, berharap dengan adanya listrik dari PLN, biaya yang selama ini dikeluarkan warga agar lampu di rumahnya tetap menyala dapat ditekan. Menengok penghasilan warga setempat yang tidak begitu besar.
“Kami sama, biaya (untuk genset) sekitar Rp 300 ribu-400 ribu. Semoga jadi murah listriknya kalau ada PLN,” katanya.
ADVERTISEMENT