Cerita Zudi Siswanto: Berawal Jadi Reseller, Kini Produksi Tas Sendiri

17 Februari 2019 12:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zudi Siswanto menunjukkan tas yang ia jual di Shopee. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zudi Siswanto menunjukkan tas yang ia jual di Shopee. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Zudi Siswanto, masih berusia 24 tahun saat dirinya masih menjadi reseller produk tas cowok. Saat itu, bermodalkan uang sekitar Rp 8 sampai 10 juta, Zudi memberanikan diri menjadi reseller dan menjual tas-tas itu dari pasar ke pasar.
ADVERTISEMENT
Kini, berkat ketekunan dan keberaniannya dalam melihat pasar, Zudi sudah memproduksi tas cowok sendiri yang modelnya kekinian. Bukan lagi menjadi reseller, tapi memproduksi sendiri. Nama merek tas yang diproduksi Zudi diberi nama Venos.
Kepada kumparan, Zudi mengaku sudah terinspirasi menjadi penjual tas sejak SMA. Hal itu terjadi saat dia mengetahui harga tas yang kerap dibelinya di momen tahun ajaran baru sekolah di pasar. Ia melihat harganya jauh lebih murah jika beli di produsennya langsung. Bahkan, kata Zudi, perbedaannya sampai tiga kali lipat.
“Ya di sekitar rumah saya, Kudus, itu kan banyak pelaku UMKM kan dari baju sampai tas, tetangga saya kebetulan ada yang UMKM tas, saya tanya harganya berapa, kok lebih murah, dari situ saya melihat peluangnya,” kata Zudi, saat ditemui di kantor yang juga sebagai tempat produksi tasnya itu, Kudus, Minggu (17/2).
Zudi Siswanto, pengrajin tas asal Kudus. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan Zudi sebagai seorang pelaku usaha terbilang cukup singkat hingga akhirnya kini memiliki brand-nya sendiri. Zudi pintar memanfaatkan teknologi sehingga dia pun melihat sasaran pasar baru dengan berjualan secara online.
Offline kan kita jadi distributor, kita taruh atau jual barang ke penjual secara grosir. Bisa lah disebut titip jual, baliknya lama, 2-3 bulan. Kalau di online kan tidak, barang bisa kita pantau, setiap hari saya yakin juga ada yang lihat,” kata Zudi.
Ia sudah dua tahun bergabung menjadi salah satu penjual di platform e-commerce Shopee. Dari Shopee, Zudi merasa ada perbedaan yang memberikan dampak positif terhadap usahanya. Belum lagi, Zudi juga memasarkan produknya sendiri.
“Kalau produksi sendiri hitungannya ratusan lah, omzetnya beda banget, sekarang kisaran Rp 50 jutaan ada-lah,” ujarnya.
Zudi Siswanto, pengrajin tas asal Kudus. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Zudi mengatakan, berjualan secara daring lebih mudah dan cepat ketimbang secara offline. Selain bisa mengontrol produksi barang, dia juga bisa menyesuaikan harga barang produksinya sesuai yang diinginkan.
Di sisi lain, Zudi mengaku aplikasi Shopee lebih mudah untuk ia gunakan dalam berjualan. Ia mengombinasikan metode penjualannya di Shopee dengan harga yang cenderung murah. Harga tas buatan Zudi dibanderol kisaran Rp 50 sampai Rp 120 ribu tergantung modelnya.
“Kalau di Shopee kan ada flash sale, itu sering ikut juga, ya lumayan, sebulan pasti ada yang beli. Kebanyakan satuan, tapi yang beli grosir juga ada,” ungkap Zudi.
Zudi Siswanto saat berada di rumah produksi tas miliknya. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Hingga saat ini, Zudi mengaku telah mengirim barang produksinya ke hampir seluruh wilayah di Indonesia, bahkan sampai pojok timur Indonesia. “Paling jauh Irian (Papua),” katanya.
ADVERTISEMENT
Model tas yang dibuatnya juga beragam, mulai dari tas selempang berukuran kecil hingga besar. Terbaru, dia tengah mengikuti mode terkini, yaitu waist bag. Menurutnya, saat ini tas jenis waist bag sedang laku keras di pasaran.
Dalam menjalankan bisnisnya, Zudi tidak sendirian. Saat ini, ia memiliki tujuh pegawai. Dua di antaranya adalah pegawai yang mengerjakan produksi tas di kantornya di kawasan Jalan Klambu, Grobogan, Purwodadi. Dia juga memiliki gudang penyimpanan produk siap jual di Kudus. Gudang itu ia gunakan bersama pelaku UMKM lainnya.
“Saya sengaja buka kantor dan rumah produksi di Purwodadi, saya lihat Kudus sudah cukup saya kuasai. Saya ingin melebarkan sayap,” katanya mantap.
Walau begitu, Zudi mengaku bisnis yang dijalaninya tidak selalu berjalan mulus. Ia mengaku sempat beberapa kali tak menerima uang dari reseller-nya. Hal ini kemudian ia jadikan pengalaman agar tidak tertipu lagi di kemudian harinya.
ADVERTISEMENT
Usaha Zudi dalam memproduksi tas telah berkembang pesat. Berkat ketelatenannya dalam berbisnis, Zudi mengaku mampu membeli mobil sendiri yang digunakannya untuk distribusi dagangannya.
“Ya semoga ke depan bisnisnya semakin lancar. Saya juga mengajak anak muda lainnya untuk jangan takut menjadi pengusaha,” harap Zudi.