Cetak Bibit Unggul dengan Teknik Kultur Jaringan Kerinci

18 September 2019 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Bibit-bibit eukaliptus unggul di Gedung Laboratorium Kultur Jaringan RAPP, Pangkalan Kerinci, Riau. Foto: Dok. RAPP
zoom-in-whitePerbesar
com-Bibit-bibit eukaliptus unggul di Gedung Laboratorium Kultur Jaringan RAPP, Pangkalan Kerinci, Riau. Foto: Dok. RAPP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada prinsipnya, setiap individu diciptakan berbeda dan memiliki keunikannya masing-masing. Begitu juga pada tanaman. Masing-masing individu tanaman memiliki karakteristik maupun sifat yang berbeda, meskipun berada dalam tingkatan jenis yang sama. Para ilmuwan berlomba-lomba menemukan dan mengembangkan jenis tanaman dengan sifat atau karakteristik unggul.
ADVERTISEMENT
Secara alami, tanaman dapat berkembang biak lewat penyerbukan dan pembuahan yang bisa dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri. Proses penyerbukan dimulai ketika serbuk sari jatuh ke kepala putik, biasanya dibantu oleh serangga. Salah satu kelemahan dari teknik perkembangbiakan ini adalah karakteristik tanaman baru hasil perkawinan tidak 100% sama dengan tanaman induk.
Meski demikian, tanaman juga dapat dikembangbiakkan dengan bantuan manusia; salah satunya adalah teknik kultur jaringan.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan sel, jaringan, atau organ tanaman pada media tertentu dengan kondisi steril (aseptik). Pemilihan tanaman yang akan dikulturkan memegang peranan sangat penting, karena akan mewariskan sifat 100% sama kepada calon tanaman baru. Sehingga dalam hal ini, peneliti hanya akan mengkulturkan tanaman dengan karakteristik unggul.
ADVERTISEMENT
Teknik ini diketahui memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat meningkatkan jumlah produksi tanaman baru secara lebih efektif dan efisien dalam hal kuantitas, karena teknologi kultur jaringan memungkinkan produksi bersamaan dalam waktu relatif singkat.
Melihat beberapa keunggulan teknik kultur jaringan, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit bisnis APRIL Group, mulai mengembangkan perbanyakan tanaman eukaliptus lewat didirikannya laboratorium kultur jaringan di Pangkalan Kerinci, provinsi Riau. Pendirian laboratorium ini diharapkan mampu menghasilkan tanaman eukaliptus dengan sifat unggul dalam jumlah yang banyak dan waktu yang relatif singkat.
com-Usaha RAPP dalam pengembangan bibit unggul eukaliptus ini diapresiasi oleh pemerintah. Foto: Dok. RAPP
Usaha pengembangan bibit unggul eukaliptus ini diapresiasi oleh Pemerintah. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia, Mohamad Nasir, pun meresmikan Gedung Laboratorium Kultur Jaringan atau Kerinci Tissue Culture (KTC) Laboratory milik RAPP, yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Riau.
ADVERTISEMENT
Kerja keras RAPP untuk menghasilkan bibit eukaliptus unggul dimulai di departemen Research and Development (RnD). Diisi 125 orang peneliti yang berkompeten di bidangnya, mereka menyeleksi klon eukaliptus unggul, dengan karakteristik cepat tumbuh, tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki jenis kayu yang cocok dengan kebutuhan industri.
“Setelah mendapatkan klon eukaliptus yang unggul, selanjutnya klon tersebut akan diperbanyak jumlahnya di laboratorium kultur jaringan. Dengan begitu, proses penanaman akan lebih efektif dan efisien,” ujar Ali Shabri, Direktur Operasional Support RAPP.
Fasilitas yang nilai investasinya mencapai 5 juta dolar AS ini memiliki 16 growth room yang dapat memproduksi sebanyak 36 juta bibit eukaliptus per tahun. Jumlah itu setara dengan target produksi per bulan, yaitu 24.730 bibit untuk setiap pekerja. Target tinggi tersebut, tentunya, hanya bisa dicapai lewat standar yang tinggi pula.
ADVERTISEMENT
“Seluruh ruangan dan pekerja yang berada di KTC harus selalu dalam keadaan steril agar kualitas eksplan dapat terjaga,” lanjut Ali.
com-untuk memastikan kualitas eksplan terjaga, seluruh ruangan dan pekerja di KTC harus selalu dalam keadaan steril. Foto: Dok. RAPP
Teknik kultur tanaman eukaliptus ini diawali dengan pembuatan media yang harus mengandung makro dan mikro nutrien yang dibutuhkan oleh calon tanaman untuk dapat melakukan multiplikasi, elongasi dan perakaran.
Dalam tahap multiplikasi, para pekerja — yang mayoritas perempuan —menyiapkan dan memperbanyak calon tanaman. Kegiatan ini harus dilakukan dengan sangat teliti untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan. Selanjutnya calon tanaman tersebut akan dibiarkan berkembang dalam ruangan steril dengan suhu, kelembapan, dan pencahayaan tertentu selama beberapa minggu.
com-Eksplan yang sudah siap ditanam di lingkungan luar dengan suhu, kelembapan, dan pencahayaan alami. Foto: Dok. RAPP
Selanjutnya, calon tanaman akan mengalami fase elongasi, ditandai dengan batang yang bertambah tinggi. Dan disusul dengan fase perakaran, dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Teknik kultur jaringan diakhiri dengan dikeluarkan dari media tanam dan dipindahkan ke lingkungan luar, berangsur-angsur disesuaikan dengan kondisi lapangan. Disini tanaman baru akan beradaptasi dengan lingkungan luar dengan suhu, kelembapan, dan pencahayaan alami.
ADVERTISEMENT
Tanaman yang sudah mampu beradaptasi di ruang terbuka, yang dihasilkan dari optimalisasi produksi bibit tanaman melalui penelitian dan pengembangan mutakhir itulah, yang kemudian menjadi bahan baku produksi RAPP dalam menjalankan industri kehutanan berkelanjutan.
Pendirian Kerinci Tissue Culture ini merupakan bagian dari upaya untuk memajukan pendekatan yang berkelanjutan di mana inovasi berbasis sains adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama dengan RAPP.