Chatib Basri: Program Padat Karya Tunai Harus Diuji Coba Dulu

5 Februari 2018 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chatib Basri (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chatib Basri (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Chatib Basri, mengatakan pemerintah Indonesia harus berhati-hati dalam menjalankan program cash for work atau padat karya tunai.
ADVERTISEMENT
Sebab, program ini sebenarnya memiliki dampak yang berkelanjutan. Chatib mengatakan program tersebut ditujukan bagi masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Kriteria masyarakat dalam kategori ini adalah tidak terbiasa menabung saat mendapat uang tunai. Sebaliknya, uang tersebut akan langsung digunakan.
"Jadi kalau dia punya uang tunai itu pasti dia belanjakan. Kalau orang belanja itu permintaannya naik. Kalau permintaan naik itu perusahaan akan expand," ungkap Chatib di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Senin (5/2).
Program ini, menurut Chatib juga, melibatkan jutaan orang. Sehingga, Chatib mengusulkan pemerintah untuk melakukan program percontohan terlebih dahulu. "Kemudian program cash for work coba dilakukan pilot project-nya dulu. Kalau jalan, lakukan," ujar Chatib.
Selain itu, besaran upah juga perlu diperhatikan. Untuk program ini, Chatib mengatakan besaran upah seharusnya di bawah upah minimum. Pasalnya jika besaran upah yang diberikan di atas upah minimum, dikhawatirkan masyarakat lain yang sudah memiliki pekerjaan akan beralih ke program cash for work.
ADVERTISEMENT
"Upah satu hal yang sensitif. Akhirnya program ini enggak akan menolong orang yang enggak punya kerja. Jadi mudah-mudahan dengan ini (cash for work) dilakukan mestinya efek pada gross-nya akan keliatan," tutupnya.