China Akan Naikkan Impor Sawit dari Malaysia, Bisa Kurangi Jualan RI

20 Agustus 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memberi hormat di upacara pembukaan parlemen di Kuala Lumpur pada 17 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memberi hormat di upacara pembukaan parlemen di Kuala Lumpur pada 17 Juli 2018. (Foto: AFP PHOTO / Mohd Rasfan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad melakukan kunjungan kenegaraan ke China. Di Negeri Tirai Bambu, Mahathir ingin menekankan perdagangan bebas yang adil. PM baru Malaysia ini juga meminta China membantu negara di kawasan Asia Tenggara untuk menyelesaikan persoalan keuangan.
ADVERTISEMENT
Ditulis South China Morning Post, pernyataan ini disampaikan usai pertemuan antara Mahathir dan PM China Li Keqiang di Bejing pada Minggu (19/8). Pada pertemuan itu, kedua negara sepakat pada beberapa hal. Pertama, kedua pimpinan negara itu menandatangi kesepakatan currency swaps. Mahathir dan Li juga sepakat meningkatkan impor durian beku dan minyak kelapa sawit (CPO) dari Malaysia.
Yang dikhawatirkan, komitmen peningkatan ekspor CPO berpotensi menggerus kue impor minyak sawit China dari Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), volume ekspor kelapa sawit Indonesia ke China tercatat 3,73 juta ton di tahun 2017 atau meningkat 16 persen dibanding tahun sebelumnya yakni 3,23 juta ton. Angka ini mengambil 12,01 persen dari total volume perdagangan kelapa sawit Indonesia sebesar 31,05 juta ton di tahun lalu. Konsumsi minyak sawit di China sendiri mencapai 5 juta ton per tahun.
ADVERTISEMENT
"Saya setuju dengan PM Li. Perdagangan bebas harus terus berjalan dan tentunya perdagangan bebas harus dilakukan dengan adil," ungkap Mahathir di Beijing.
Pada kesempatan itu, Mahathir juga membicarakan renegosiasi proyek investasi China di Malaysia senilai miliaran dolar Ameria Serikat (USD), yang di mana perjanjian investasi ini diteken oleh pendahulu Mahathir dan kini tersangkut kasus korupsi, Najib Razak.
Mahathir meminta PM Li memahami kondisi yang dihadapi Malaysia.
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Buruh memanen kelapa sawit di Desa Sukasirna, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
"Saya berharap China dan saya percaya China akan menelaah permasalahan yang harus kami selesaikan dan berharap membantu Malaysia dalam menyelesaikan persoalan keuangan di dalam negeri kami," ungkap Mahathir.
Hubungan Malaysia dan China sempat merenggang saat Mahathir menduduki kembali posisi PM. Saat dilantik, Mahathir akan mengkaji ulang 3 proyek besar yang dilakukan Bejing, seperti Jaringan Kereta Pesisir Timur senilai USD 20 miliar dan dua proyek jaringan pipa di Malaysia bernilai USD 2 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada saat kunjungan kali ini, Beijing ingin menunjukkan hubungan baik Malaysia (sebagai mitra dagang terbesar China di kawasan Asia Tenggara), di tengah perang dagang dengan AS.
PM Li menegaskan China tidak akan mengubah arah pendekatan dengan Kuala Lumpur meskipun terjadi pergantian pemerintahan.
"Saya percaya PM Mahathir mendukung posisi bersama terkait perdagangan bebas. Apapun yang terjadi di antara kedua negara, hubungan Malaysia-China tetap terjalin dengan baik," ungkap PM Li.