China Mau Danai Proyek Tol Probolinggo - Banyuwangi Rp 23,3 Triliun

14 Oktober 2019 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembangunan jalan tol. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangunan jalan tol. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
PT China Communications Construction Indonesia (CCCI) berencana menyuntikkan dana Rp 23,3 triliun ‎ke PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) untuk pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi sepanjang 172 km.
ADVERTISEMENT
Adapun rencana CCCI itu dituangkan dalam perjanjian pendahuluan yang ditandatangani kedua belah pihak pada hari ini. Pendanaan ini merupakan skema pembiayaan inovatif yang difasilitasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Tol Probolinggo-Banyuwangi ini bagian akhir dari Tol Trans Jawa sepanjang 172 km," ucap Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga, Adrian Priohutomo, di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat (14/10).
Dia pun mengungkapkan, saat ini pihaknya telah memegang 33 konsesi ruas tol sepanjang 1.572 km. Ke depan, Jasa Marga merencanakan untuk tetap melakukan pembangunan tol, namun dengan pembiayaan kreatif.
"Di masa depan kolaborasi akan lebih agresif lagi, terutama pembangunan jalan tol sendiri. Semoga bisa berjalan sesuai dengan yang kita targetkan," katanya.
Penandatanganan Perjanjian Pendahuluan Jasa Marga dengan China Communications Construction Indonesia dan Wijaya Karya dengan ICDX logistik Berikat, Senin (14/10/2019). Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko Heripoerwanto, menjelaskan bahwa konsorsium Jasa Marga akan memperoleh konsesi 35 tahun dengan membangun Tol Probolinggo-Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Adapun anggota konsorsium itu ialah Jasa Marga, Waskita Toll Road, dan Brantas Abipraya. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ruas tol tersebut telah ditandatangani pada 29 Desember 2017.
"Kami berharap investor ke depannya bisa memberikan tambahan pilihan untuk melaksanakan fungsi biayanya lebih efisien," ucap Eko.